Wacana dan Konstruksi Pemberitaan Intoleransi di Metro TV Tentang Penggunaan Jilbab Bagi Siswi Non Muslim di SMKN 2 Padang
Abstract
Konstruksi dan wacana berbeda kerap mewarnai media massa dalam memberitakan isu-isu tertentu termasuk dalam memberitakan isu keagamaan. Hal ini menarik, yang kemudian membuat pertanyaan seberapa berpengaruh isu intoleransi di tengah keberagaman Indonesia untuk diberitakan di media termasuk kasus aturan wajib hijab bagi siswi non muslim di SMKN 2 Padang, Sumatera Barat. Tujuan penelitian ini adalah ingin melihat konstruksi dan wacana yang dibangun dalam video pemberitaan di Metro TV yang mengangkat tentang kasus intoleransi di SMKN 2 kota Padang dan untuk mengetahui relasi kekuasaan media terhadap wacana pemberitaan di Metro TV.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Jenis dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dan menggunakan pendekatan analisis teks model Analisis Wacana Kritis yang dikembangkan oleh Teun A. van Dijk. Dalam melakukan analisis wacana kritis, van Dijk telah merumuskan tiga dimensi bangunan yaitu analisis teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan teknik dokumentasi yang berisi dialog antara presenter dan narasumber, capture video pemberitaan dan sebagainya.
Analisis Wacana Kritis menggambarkan dimensi teks pada video pemberitaan Metro TV secara umum tentang ideologi yang dibangun secara berbeda. Presenter, Wahyu Widodo dan Ketua Komisi 10 DPR, Syaiful Huda sepakat kasus intoleransi ini perlu ditangani secara serius. Sementara Mantan Walikota Padang, Fauzi Bahar menolak aturan direvisi dan menawarkan keuntungan menggunakan hijab. Pada kognisi sosial yang disorot adalah bagaimana wartawan membawakan wacana pemberitaan. Terakhir, pada konteks sosial menyoroti kasus intoleransi berdasarkan batasan yang terdapat dalam UUD dan memastikan kebenaran informasi yang disampaikan narasumber.
Collections
- Skripsi [178]