| dc.description.abstract | Populasi penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun sehingga menyebabkan kebutuhan bahan bakar BBM pun meningkat hal ini permasalahan yang dapat di pertimbangkan sebab laju konsumen BBM , Pada tahun 2009 di Indonesia konsumsi BBM sebesar 379.142 barel, produksi BBM 246.289 barel minyak, cadangan minyak 8 milyar barrel. Sedangkan pada tahun 2010 konsumsi BBM naik menjadi 388.241 barel, produksi BBM menurun sebesar 241.156 setara barel minyak dan total cadangan minyak sebesar 7.76 ( statistik minyak bumi,ditjen migas). Kelangkaan energi tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di negara lain, namun akhir-akhir ini minyak mentah mengalami kenaikan sehingga mempengaruhi perekonomian untuk menanggulangi keterbatasan tersebut maka solusinya adalah mendirikan pabrik briket arang dari kulit dengan proses pirolisis atau pemanasan dengan kapasitas 2.200 ton/tahun Pabrik briket dari kulit singkong akan dibangun di provinsi Riau tepatnya, kabupaten Bengkalis, kecamatan Rupat. Pemilihan lokasi ini berdasarkan potensi singkong yang banyak di daerah Riau, Kabupaten. berdasarkan macam-macam proses pirolisis, pirolisis lambat atau slow pirolisis produk yang dominan dihasilkan adalah arang. Arang yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan pirolisis cepat, menengah dan gasifikasi yaitu sebesar 35 %.Bio-oil yang dihasilkan pada pirolisis lambat yaitu 30% (70% air), dan gas 35%. Waktu yang digunakan lebih lama dibandingkan pirolisis cepat, menengah dan gasifikasi yaitu (waktu pemanasan lama >15 menit ). Suhu yang digunakan untuk slow pirolisis juga rendah (400-500oC). Bahan bakar pada reaktor proses pirolisis lambat bisa menggunakan selain listrik, seperti tungku atau LPG sedangkan pada pirolisis cepat, menengah dan gasifikasi harus menggunakan listrik. Hal ini tentunya bisa menghemat biaya proses untuk pembangunan suatu pabrik (biayanya lebih murah).
Mula-mula bahan baku kulit singkong dikeringkan, setelah itu dilakukan pemotongan dengan ukuran 5-10 cm, dilakukan proses pirolisis selama 6 jam dengan suhu 400 oC, setelah itu dihasilkan arang yang akan dihaluskan dengan grinder, lalu dilakukan pengayakan, kemudian dilakukan pencampuran antara amilum dan air dengan perbandingan 1:10, dilakukan pencetakan yang menghasilkan briket arang basah kemudian dikeringkan atau dijemur selama 24 jam di terik matahari dan dikeringkan menggunakan oven. Namun secara umum proses pembuatan briket yang terdiri dari 4 tahapan yaitu tahapan untuk menyiapkan bahan baku, menetapkan reaksi, melakukan pemisahan, dan berusaha memurnikan dan menangani produk. Proses pirolisis didefinisikan sebagai proses terhadap reaksi oksidasi dengan cepat sekali yang terjadi diantara bahan bakar fuel dan oksidator yang dapat menimbulkan panas dan nyala terhadap proses pembakarannya pada saat proses devolatilisasi. Kandungan Volatile akan diubah menjadi bentuk gas yang terdiri dari H2, CO2CH4, dan CO. Pirolisis disebut sebagai metode karbonisasi atau pengarangan yang bertujuan mengkonversi bahan-bahan organic menjadi bentuk arang, sehingga proses karbonisasinya akan membentuk zat yang dapat mudah terbakar seperti CO2CH4 H2 H2O, metana, dan juga zat yang tidak gampang terbakar seperti CO2 H2O. Dengan menggunakan perhitungan analisis ekonomi pada pra rancang bangun pembuatan briket ini dengan melakukan beberapa asumsi antara lain: 1) dapat dioperasikan selama 300 hari selama setahun, 2) memiliki kapasitas maksimum sebesar 2200 ton/tahun, 3) perhitungan berdasarkan harga alat yang sudah terpasang, 4) harga alat telah disesuaikan pada harga tahun 2019, dimana nilai tukar rupiah terhadap dolar adalah Rp 14.070 = U$ 1 | en_US |
