Pengaruh Penggunaan Limbah Batok Kelapa Sumba NTT Sebagai Pengganti Agregat Kasar Pada Kapasitas Lentur Balok Beton
Abstract
Tempurung kelapa merupakan limbah (bekas pengolahan) dari rumah tangga atau pabrik yang memanfaatkan kelapa menjadi bahan utamanya. Menjadi tantangan untuk memakai batok kelapa secara optimal, jika batok kelapa bisa dibuktikan secara teknis jadi agregat buat campuran beton diharapkan bisa menurunkan akibat kontaminasi lingkungan dan memiliki nilai tambah ekonomi untuk masyarakat. Pada penelitian ini tempurung kelapa dipecah menjadi serpihan kecil dengan ukuran maksimal 2cm x 2cm dan digunakan sebagai alternatif agregat kasar pada campuran beton. Persentase variasi tempurung kelapa yang dipakai pada penelitian sekarang yaitu 0%, 5%, 10%, dan 15% sebagai pengganti agregat kasar, dicetak berbentuk silinder berukuran 15cm x 30cm dan balok berukuran 120cm x 8cm x 12cm. Dari hasil penelitian kuat tekan, kuat tarik, dan kuat lentur beton tempurung kelapa sebagai sebagai alternatif agregat kasar pada campuran beton mutu fc” = 20 Mpa, maka didapat hasil kuat tekan 0% = 15,69 Mpa, 5% = 13,80 Mpa, 10% = 10,64 Mpa, 15% = 9,32 Mpa, kuat tarik 0% = 2,51 Mpa, 5% = 2,19 Mpa, 10% = 1,87 Mpa, 15% = 1,77 Mpa. Kuat lentur P.teori= 2638,32 kg, p.pengujian = 2000 kg dan M.teori= 238,01 kg.m, dan nilai M.pengujian= 190,41 kg.m, jadi nilai kuat lentur balok beton antara hasil p.teori dan p.pengujian dengan selisih 131,916 % dan momen pengujian dan momen teoritis selisih 125 %.
Collections
- Skripsi [190]