Studi Eksperimen Kuat Lentur Balok Kayu Nangka Dari Sumba Tengah, Fabrikasi Berpenampang Kotak (Box Beam) Sebagai Balok Struktur Rumah Tingkat
Abstract
Peningkatan jumlah penduduk setiap tahun mengakibatkan kebutuhan bahan bangunan juga semakin bertambah. Manusia pada umumnya, membutuhkan rumah sebagai tempat tinggal dan manusia sering memanfaatkan kayu sebagai salah satu bahan bakunya. Kendala penggunaan kayu dalam konstruksi bangunan saat ini adalah kurangnya kayu berukuran besar. Untuk mengatasi masalah ini, maka muncullah balok kayu rekayasa (enginereed wood), salah satunya box-beam atau balok kotak buatan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kadar air, berat jenis dan perbandingan kekuatan lentur box beam dan balok utuh kayu nangka dari kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur. Hasil yang didapat pada penelitian ini berpedoman pada SNI.
Dari hasil pengujian Sifat fisik kayu nangka usia 15 tahun dan 20 tahun (KN15) dan (KN20), didapatkan nilai kadar air rata-rata = 15,59 %, dan 19,92 % dan berat jenis rata-rata = 0,60 gr/cm3 dan 0,62 gr/cm3. Dan dari hasil perhitungan nilai tegangan lentur didapatkan nilai tegangan lentur rata-rata untuk balok utuh kayu nangka usia 15 dan 20 tahun (BUKN15) dan (BUK20) = 17666 N/mm² dan 24985 N/mm, dan box beam kayu nangka 15 tahun variasi 1,2,3 (BBKN15) = 18118 N/mm², 22940 N/mm², 25209 N/mm² dan box beam kayu nangka 20 tahun variasi 1,2,3 (BBKN20) = 25259 N/mm², 26975 N/mm², 30885 N/mm . Dari data di atas Jika di bandingkan antara balok utuh dan box beam maka dapat dijelaskan bahwa yang memiliki kekuatan lentur paling besar adalah Balok Utuh Kayu Nangka 15 dan 20 tahun (BUKN15 dan BUKN20).
Collections
- Skripsi [190]