Pada penderita CVA mengakibatkan oksigen yang ke otak terganggu, sehingga masalah keperawatan sering muncul risiko ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral. Tujuan mengetahui gambaran askep medikal bedah pada post CVA infark dengan masalah resiko perfusi serebral tidak efektif. Desain menggunakan studi kasus. Jumlah klien yang digunakan adalah sebanyak 3 orang, yaitu kline CVA Infark hari pertama yang dirawat diruangan Interna I. Masalah yang diangkat adalah risiko ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral. Tindakan yang diberikan adalah manajemen peningkatan TIK. Sebelum diberikan tindakan asuhan keperawatan pada ketiga pasien didapatkan bahwa ketiga pasien mengalami kecemasan, gelisa, sakit kepala, serta demam. Setelah diberikan tindakan asuhan keperawatan selama 3 hari terjadi perubahan dan sesuai dengan kriteria hasil yakni tidak terjadi kecemasan, gelisah, sakit kepala, penurunan tekanan darah, dan tidak terjadi demam. Adapun perbedaan respon yakni kemampuan dalam mengatasi atau mengendalikan diri dalam menghadapi kondisi yang berbeda. Dengan demikian dapat sampaikan bahwa manajemen peningkatan TIK dapat memberikan perubahan pada pasien dengan resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.