dc.description.abstract | Laktutus adalah salah satu desa di kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur. Itu berada di puncak gunung dan tepat di sebelah perbatasan dengan Leste Timur. Daerah ini memiliki banyak potensi untuk pengembangan pariwisata. Situs religi ini berpotensi menjadi objek wisata religi katolik, namun pengolahan dan promosinya belum sepenuhnya optimal, serta keberadaannya masih belum banyak diketahui khalayak luas. Desa ini juga berisi peninggalan situs keagamaan.
Strategi komunikasi wisata religi Gereja Hati Kudus Yesus Laktutus yang baru menjadi fokus penelitian ini. Berikut adalah rumusan masalah dari tesis ini: 1) Bagaimana perkembangan objek wisata baru, Gereja Hati Kudus Yesus Laktutus, dipengaruhi oleh strategi komunikasi pariwisata? 2) Kendala apa saja yang menghambat berkembangnya Obyek Wisata Baru Gereja Laktutus? Teori komunikasi pariwisata adalah salah satu yang digunakan. Penelitian kualitatif digunakan untuk penelitian ini. Metode pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi. Triangulasi metode digunakan oleh peneliti ini untuk menentukan keabsahan data.
Temuan mengungkapkan: 1) Strategi komunikasi pariwisata yang digunakan oleh Gereja Lactutus dalam penciptaan objek wisata religi, khususnya strategi komunikasi pariwisata yang meliputi komunikasi pemasaran pariwisata yang diterbitkan oleh humas pemerintah dan terdiri dari media sosial, merek destinasi, komunikasi kelompok, visual komunikasi, dan komunikasi transportasi. 2) faktor pendukung pengembangan pariwisata, seperti kerjasama masyarakat; kendala yang menghalangi terciptanya tempat wisata baru; Gereja Lactutus, seperti kekurangan dana dan proses pembangunan yang kurang memadai akibat pandemi Covid-19; dan cara menghadapi rintangan adalah dengan tetap kuat dan bekerja keras mengatasi rintangan yang ada. | en_US |