Pemberitaan jurnalisme advokasi lebih terfokus pada kepentingan tertentu dan digambarkan sebagai pemberitaan atas fakta dan peristiwa. Dalam hal ini, beberapa publikasi internet, termasuk Tempo.co, melaporkan kisah tersebut. Cerita menyoroti keprihatinan masyarakat yang relevan. Dalam situasi ini, wartawan harus melaporkan fakta demi detail dengan hati-hati dan mendalam, terutama ketika datang ke berita seperti pembunuhan Brigadir J. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji jurnalisme advokasi terkait kasus penembakan Brigadir J. secara online sumber berita Tempo.co. Penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian ini. 20 berita penembakan Brigadir J yang terjadi pada 11 Juli hingga 9 Agustus 2022 menjadi pokok bahasan kajian yang fokus pada jurnalisme advokasi ini. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumen. Tiga langkah proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan temuan penelitian ini, publikasi online tempo.co menggunakan enam komponen jurnalisme advokasi, antara lain (1) titik berat berita berupa dugaan pelecehan seksual, anggota Polri tidak terbuka, penetapan tersangka, dan perlindungan Bharada E dan Istri Kadiv Propam, (2) isu yang diangkat adalah tentang permasalahan dugaan pelecehan seksual, pelanggaran tentang tidak adanya keterbukaan Polri, dan perlawanan dengan memohon perlindungan, (3) narasumber utama berupa korban (Istri Kadiv Propam, Bharada E, Brigadir RR) dan saksi mata (Kamaruddin Simanjuntak), (4) prioritas kerja adalah adanya sikap tidak terbuka Institusi Polri yang menyebabkan banyak kejanggalan dalam penanganan kasus penembakan Brigadir J, (5) asas legalitas berupa penyamaran nama narasumber (Istri Kadiv Propam, Bharada E, Brigadir J, dan Brigadir RR), dan (6) harapan pasca pemuatan berita adalah sikap Institusi Polri lebih transparan, objektif, professional dan memberikan perlindungan untuk keluarga Brigadir J dari tindak intimidatif dan tekanan.