Hubungan Dukungan Sosial Keluarga terhadap Perkembangan Kognitif pada Lansia di Puskesmas Dau Malang
Abstract
Istilah "lebih tua" mengacu pada seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun atau lebih dan melalui siklus perkembangan yang mengubah fisiologi tubuh dan desain alami. Kemampuan seseorang untuk melakukan latihan umum dipengaruhi oleh perubahan fisik dan mental yang berkaitan dengan usia. Keluarga adalah jaringan yang paling penting dan membantu secara emosional bagi lansia dalam mempertahankan bantuan pemerintah mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dukungan sosial dari keluarga dan peningkatan kesehatan mental pada lansia di Yayasan Bantuan Pemerintah Dau Malang. Dalam penelitian ini digunakan kerangka logika korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Partisipan dalam penelitian ini, yang dilakukan di Balai Pendukung Pemerintahan Gugus Tugas Dau Malang, semuanya berusia lanjut. Ada 37 tanggapan dalam contoh. Ujian menggunakan teknik penilaian langsung yang tidak konsisten. Survei Not Exactly Ordinary Mental State Rating (MMSE) digunakan untuk mendapatkan data peningkatan mental, dan penelitian digunakan untuk mendapatkan data Bantuan Sosial Keluarga. Saat menganalisis data, digunakan uji chi square dengan nilai p (0,000) (0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden (51,4%) memiliki dukungan keluarga dan sosial yang minimal seiring bertambahnya usia, dan mayoritas responden (54,1%) menunjukkan bahwa penuaan psikologis telah mengganggu kinerja intelektual. Temuan percobaan yang sebenarnya menunjukkan bahwa ada wilayah kunci yang solid untuk hubungan antara dukungan sosial keluarga dan perkembangan mental pada lansia, berkaitan dengan = -0,784 menunjukkan bahwa dukungan sosial keluarga yang tidak memadai dapat mengurangi perkembangan mental pada lansia.
Orang yang mereka cintai adalah sistem pendukung yang paling dapat menerima dan mendukung secara emosional bagi orang tua yang ingin menjaga kesehatan psikologis mereka. Dukungan sosial keluarga akan memberikan dorongan dan menumbuhkan rasa memiliki diantara anggota keluarga (Maryam, 2014). Keluarga mendapatkan berbagai bantuan, antara lain bantuan penerangan, dukungan ujian, bantuan praktis, dan penghiburan rutin. Pendekatan pencegahan terbesar adalah memberikan dukungan keluarga yang cukup untuk membantu kerabat mempertahankan kesejahteraan mereka. Keluarga yang baik akan berpengaruh besar terhadap perkembangan psikologis lansia, begitu pula sebaliknya (Jhonson dan Lenny, 2014).
Dukungan sosial keluarga akan meningkatkan kepuasan hidup dengan meningkatkan ketangguhan mental dan motivasi untuk menghadapi tantangan. Untuk membuat lansia merasa dihormati, dihargai dan nyaman, dukungan sosial dapat berupa gerakan keluarga serta barang, jasa, informasi dan bantalan. Kerabat dapat membantu pengembangan kemampuan mental pada orang dewasa yang lebih tua dengan mendorong mereka untuk terlibat dalam aktivitas sehari-hari seperti perawatan diri, refleksi teratur, dan nutrisi, mengingatkan mereka untuk berolahraga, dan mengundang mereka untuk mengunjungi profesional medis satu kali untuk mendiskusikan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Pemberian bantuan sosial keluarga kepada lansia didukung dengan data yang luas tentang pemikiran dan tindakan lansia dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari (Darmojo, 2013).
Collections
- Skripsi [422]