Hubungan Tinggi Badan Ibu dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 0-2 Tahun di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Wagir Kabupaten Malang
Abstract
Perilaku yang menghambat pertumbuhan pada anak balita perlu mendapat perhatian serius, karena dapat berdampak negatif pada perkembangan fisik dan mental mereka. Anak-anak pada usia dini lebih rentan terhadap gangguan pertumbuhan karena berbagai alasan, termasuk faktor risiko seperti tingkat pendidikan ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan stunting pada bayi usia 0 sampai 2 tahun. Pemeriksaan cross-sectional adalah metode investigasi yang digunakan. Populasi difokuskan pada 69 anak balita usia 0 sampai 2 tahun, dengan sampel terdiri dari 47 bayi yang dipilih secara acak dengan menggunakan metode pemeriksaan simple random. Dalam penelitian ini, tingkat pendidikan ibu dijadikan sebagai variabel bebas, sedangkan kejadian hambatan perkembangan menjadi variabel terikat. Lembar persepsi digunakan untuk mengumpulkan data tingkat pendidikan ibu dan frekuensi hambatan perkembangan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Fisher. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu (53,2%) memiliki tingkat pendidikan yang kurang baik. Selain itu, mayoritas anak balita (66,0%) juga mengalami hambatan pertumbuhan di wilayah yang sama. Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu dan prevalensi hambatan pertumbuhan pada anak usia 0 hingga 2 tahun (p=0,003). Disarankan bahwa banyak faktor, seperti desain masuk sehat yang sangat baik, diperhitungkan untuk penyelidikan lebih lanjut agar kualitasnya lebih tinggi. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi terjadinya hambatan perkembangan pada anak di bawah usia lima tahun. Selain itu, memilih lokasi pengujian yang mewakili situasi yang lebih luas harus dipertimbangkan.
Collections
- Skripsi [422]