Balita yang mendapatkan pola asuh dalam pemberian makan kurang berisiko mengalami derajat stuntingnya. Pertumbuhan yang melambat sebagai kondisinya yang terbilang kronis yang telah memberikan gambaran keterlambatannya dalam hal pertumbuhan dikarenakan malnutrisinya dengan waktu yang terbilang lama. Tujuannya yaitu untuk mengetahui hubungan pola asuh dalam pemberian makan dengan derajat stunting di Puskesmas Kori Kodi Utara, SBD Prov NTT. Korelasi dan penggunaan akan cross sectional. Terdapat 40 orang tua sebagai populasinya dan balita stuntingnya usia 2-<5 tahun, dan berjumlah 43 sebagai sampel menggunakan simple random sampling. Data penelitian menggunakan lembar kuesioner pola asuh dalam pemberian makan dan data sekunder berupa rekam medis yang berisi data derajat stunting pada balita. Chi square sebagai teknik analisis datanya. Hasilnya yaitu hampir separuh 19 (44,2%) responden memberikan pola asuh dalam pemberian makan kategori pengabaian dan sebagian besar 29 (67,4%) responden mengalami derajat stunting kategori sangat pendek. Hasil uji Chi Square menunjukkan terdapat hubungan pola asuh dalam pemberian makan dengan derajat stunting di Puskesmas Kori Kodi Utara Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi Nusa Tenggara Timur didapatkan p value = (0,000) < (0,05). Peneliti selanjutnya mengetahui faktor yang mempengaruhi derajat stunting yaitu BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan pola makan balita