dc.description.abstract | Mengingat semakin populernya konsumsi kopi di kalangan konsumen, maka perlu disusun strategi untuk mengurangi impor dengan tetap menjaga ekspor. dengan melakukan pra-desain dan pembangunan pabrik kopi instan dengan menggunakan biji kopi. Oleh karena itu, hal ini diharapkan dapat memberikan sejumlah keuntungan, termasuk produksi kopi bubuk yang dapat memenuhi sebagian besar permintaan kopi bubuk instan di Indonesia. Fasilitas tersebut diharapkan memiliki kapasitas 21.900 ton per tahun. Setiap tahunnya, pabrik ini buka selama 300 hari. Fasilitas ini akan memproduksi kopi bubuk dari biji kopi dan berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Aldehida, keton, dan alkohol merupakan zat mudah menguap yang mempengaruhi aroma kopi. Kafein, asam klorogenat, dan komponen nutrisi merupakan contoh zat non-volatil yang mempengaruhi kualitas kopi. Komponen kafein dan asam klorogenat yang terdapat pada kopi terbukti dapat menurunkan kadar gula darah, menurunkan risiko kanker, menurunkan asam urat, meningkatkan kognisi, dan memperkuat sistem neurotransmitter. Digester berpengaduk ini mampu mengekstraksi air panas pada suhu 90°C dan tekanan 1 atm dengan kapasitas 28.638,639 kg per jam. Alat utamanya adalah mesin pengering putar yang dapat mengeringkan gilingan kopi menggunakan CO2 panas pada suhu 250oC dengan kapasitas 28,0687 kg/jam. Bahan baku biji kopi sebanyak 4.056,1433 kg/jam dibutuhkan untuk menghasilkan 21.900 ton kopi bubuk yang dapat diproduksi setiap tahunnya. Unit yang menyuplai air proses, listrik, air pendingin (CTW), refrigeran, udara panas (CO2 panas), dan bahan bakar merupakan contoh utilitas pendukung proses. Dengan modal awal Rp 1.192.263.703 dan modal kerja Rp 483.139,54, pabrik kopi bubuk ini diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2022. Kajian ekonomi perusahaan yang memproduksi kopi bubuk ini mengungkapkan, meski keuntungannya Rp 62.512.884.585 sebelum pajak, namun sebesar Rp 56.261.596.126 setelah pajak. Sebelum pajak, laba atas investasi (ROI) sebesar 74%, sedangkan setelah pajak sebesar 66%. Pay Out Time (POT) adalah 0,26% sebelum pajak dan 1,66% setelah pajak setiap tahunnya. 43% merupakan Break Even Point (BEP). 14,32% merupakan Titik Shutdown (SDP). Dari data analisis di atas jelas terlihat bahwa pabrik ini cocok untuk Indonesia. | en_US |