Show simple item record

dc.contributor.authorKahali, DPP
dc.contributor.authorAnggraini, SPA
dc.contributor.authorYuniningsih, S
dc.date.accessioned2023-11-23T03:20:07Z
dc.date.available2023-11-23T03:20:07Z
dc.date.issued2023-11-29
dc.identifier.urihttps://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/3400
dc.description.abstractBahan kimia utama yang belum diproses yang digunakan dalam industri makanan dan obat-obatan untuk mendistribusikan makanan, minuman, dan obat-obatan kemungkinan besar adalah glukosa (Hayati et al., 2022). Di Indonesia, kebutuhan glukosa rata-rata adalah 0,0312% dari tahun 2016 hingga 2020. Karena kebutuhan glukosa dalam negeri yang semakin meningkat, Indonesia juga harus meningkatkan produksinya. Di Rezim Sikka, Nusa Tenggara Timur pada tahun 2025, rencana awal lini produksi glukosa ini dirancang dengan kapasitas 71.000 ton/tahun dengan tujuan untuk mendekatkan akses terhadap sumber bahan yang belum diolah, yaitu jagung. Bahan alami jagung varietas lokal NTT 70% adalah pati yang dapat diubah menjadi glukosa. Dengan prosedur pembuatan satu hari, pabrik glukosa beroperasi 300 hari dalam setahun. Hidrolisis korosif adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan glukosa. 98% bahan korosif yang digunakan adalah korosif sulfur. Susunan bahan mentah, dimana potongan jagung dihancurkan menjadi tepung pada tekanan 1 atm, merupakan langkah pertama dalam proses hidrolisis korosif untuk menghasilkan glukosa. Selanjutnya, pati dan air dicampur untuk meningkatkan jumlah glukosa yang dihasilkan. Langkah selanjutnya adalah tahap respon, yaitu menggabungkan H2SO4 yang dilemahkan (dari 98% menjadi 20%) dengan susunan pati dalam reaktor pada suhu 1000 C pada tekanan 1 atm, berlangsung selama 94 menit, dan mencapai respon. transformasi 98%. Pada langkah terakhir, yang dikenal sebagai sanitasi, glukosa pekat diarahkan menuju siklus kristalisasi dengan ukuran kisi 80 lapis. Evaporator tipe silinder pendek ke atas dengan kapasitas 9.185,8968 Kg/jam merupakan alat interaksi yang digunakan untuk mengambil glukosa dari air. Hasil analisis finansial meliputi Return on Investment (ROIBT) sebesar 97%, Return on Investment (ROIAT) sebesar 88%, Pay Out Season sebesar 10,8 bulan, Break Event Point (BEP) sebesar 53,52%, Closed Down Point (SDP) sebesar 51,29%, dan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 20,5%.en_US
dc.description.sponsorshipYayasan Bina Patria Nusantaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFakultas Teknik Universitas Tribhuwana Tunggadewien_US
dc.subjectGlukosa, Jagung Varietas Lokal NTT, Evaporator Vertical Short Tubeen_US
dc.titlePra Rancang Bangun Pabrik Glukosa Dari Pati Jagung Dengan Kapasitas 71.000 Ton/Tahun Menggunakan Alat Utama Evaporatoren_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0705107401
dc.identifier.nidnNIDN0717067601
dc.identifier.nimNIM2019510004
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI24201#TEKNIKKIMIA


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Skripsi [101]
    Mahasiswa Program Studi S1 Teknik Kimia

Show simple item record