Show simple item record

dc.contributor.authorMalo, RA
dc.contributor.authorAriani, NL
dc.contributor.authorKa'arayeno, AJ
dc.date.accessioned2024-01-17T03:23:43Z
dc.date.available2024-01-17T03:23:43Z
dc.date.issued2024-01-29
dc.identifier.urihttps://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/3549
dc.description.abstractMenurut Sarafino dan Smith (2011), bantuan sosial mengacu pada berbagai bentuk dukungan, dorongan, rasa terima kasih, atau penghiburan yang diterima seseorang dari orang atau organisasi lain. Dukungan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain yang mungkin berdampak pada kelayakan orang tersebut untuk mendapatkan bantuan pemerintah dikenal sebagai bantuan sosial (Taylor, 2012). dampak simultan bantuan sosial terhadap kapasitas kemakmuran dan kesejahteraan. Lebih khusus lagi, dukungan yang memadai telah terbukti mengurangi angka kematian, memudahkan pemulihan dari penyakit, meningkatkan kapasitas mental, dan meningkatkan kesejahteraan fisik dan rumah tangga. Selain itu, bantuan sosial keluarga mempunyai pengaruh yang baik terhadap penyesuaian yang dilakukan sebagai respons terhadap keadaan yang penuh tekanan dan mengubah hidup (Harnilawati, 2013). Dukungan keluarga merupakan interaksi dinamis yang terjadi sepanjang hidup; selama berbagai tahap siklus hidup, jenis dan sifat dukungan dalam keluarga berubah. Dukungan dari anggota keluarga meningkatkan kemampuan keluarga dalam menjaga kesehatan kerabatnya (Setiawati dan Dermawan, 2008). Pengakuan diri merupakan kemampuan memandang diri sendiri secara positif dan merupakan sesuatu yang harus dikembangkan oleh individu karena tidak bisa datang dari mana pun (Germer, 2009). Disposisi yang dikenal sebagai pengakuan diri pada hakikatnya adalah merasa puas dengan diri sendiri, sifat dan keterampilan diri sendiri, serta mengakui kekurangan diri sendiri. Kesadaran diri diwujudkan sebagai pola pikir yang dapat mengingat kembali nilai diri sendiri secara individu. Pengakuan diri merupakan landasan sikap bangga dan puas yang tidak terlalu memperhatikan kesalahan dan kekurangan. Manusia tidak dapat terlibat dalam kehidupan semaksimal mungkin jika mereka tidak mengakui dirinya sendiri. Karena setiap orang mempunyai versi ideal dirinya yang lebih unggul dari dirinya yang sebenarnya, tidak semua orang bisa menerima siapa dirinya. Jika diri ideal tidak realistis dan sulit dicapai dalam kenyataan, hal ini akan menimbulkan perasaan tidak bahagia dan frustasi (Hurlock, 2011). Hurlock (2011) menguraikan beberapa situasi yang memberikan kebebasan kepada seseorang untuk menerima siapa dirinya. Ketika kondisi tersebut mampu memahami pengakuan diri seseorang. Menurut Muhith dan Siyoto (2016), dukungan keluarga merupakan perdagangan sumber daya yang dimaksudkan untuk memajukan bantuan pemerintah serta keberadaan orang-orang yang dapat diandalkan untuk memberikan dukungan, kenyamanan, pengakuan, dan pertimbangan. Jaringan dukungan sosial emosional terdiri dari hubungan bermanfaat yang memungkinkan orang berkolaborasi dalam proyek dan menyediakan sumber daya yang diperlukan, seperti alat, bahan, keterampilan, informasi, atau nasihat untuk membantu orang menyesuaikan diri dengan situasi stres sehingga mereka dapat membangun cadangan mental. Masyarakat dapat mencari bantuan dari orang-orang terdekatnya, khususnya sahabat, pasangan, dan keluarga, untuk mengatasi kendala tersebut (Permadin, 2018). Konfigurasi penelitian adalah metode pengumpulan data yang diperlukan untuk pengujian hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian; juga merupakan alat untuk mengelola berbagai aspek yang mempengaruhi penelitian (Nursalam, 2013). Desain penelitian ini menggunakan rencana observasi logis yang mengantisipasi pengumpulan informasi untuk menentukan tindakan pencegahan, pengobatan, atau kemajuan kesejahteraan untuk mengatasi situasi yang diselidiki (Nursalam, 2013). Menurut Hidayat (2012), penyelidikan ini bersifat “cross sectional” artinya hanya melakukan satu kali persepsi dan memperkirakan unsur-unsur subjek pada saat melakukan penilaian. Pendekatan pengujian merupakan gambaran siklus pilihan yang diterapkan dalam penelitian populasi saat ini. Ujian ini menggunakan pengujian arbitrer sederhana sebagai pendekatan pemeriksaannya. Salah satu cara pemilihan kasus dengan cara memilih secara acak disebut dengan pemeriksaan langsung tidak beraturan (Nursalam, 2013). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hampir setiap lansia di Kota Sidorejo, Daerah Jabung, Rezim Malang, mempunyai dukungan keluarga yang cukup; secara spesifik, 44 orang (78,6%) mendapat dukungan ini. Dukungan keluarga yang disebutkan dalam penelitian ini meliputi dorongan sehari-hari (memberikan rasa kasih sayang dan perhatian kepada lansia), dukungan data (memberikan informasi yang dibutuhkan lansia), bantuan instrumental (bantuan dalam struktur nyata), dan dukungan evaluasi ( memberikan pujian jika lansia menyelesaikan suatu tugas). Analisis menggunakan analisis bivariat untuk mengetahui korelasi positif antara variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini digunakan uji koneksi Chi Square untuk mengetahui hubungan dua faktor yang keduanya merupakan data ordinal dengan tingkat yang besar (α = 0,05). Gagasan di balik pengujian ini adalah jika nilai p kurang dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yaitu ada dukungan. keluarga bersama para sesepuh di Kota Sidorejo, Kawasan Jabung, Kabupaten Malang, sedang melakukan kursus pengenalan diri. Secara khusus, tidak ada dukungan keluarga terhadap prosedur pengakuan diri pada lansia di Kota Sidorejo, Kecamatan Jabung, Rezim Malang, jika p valuasi lebih besar dari 0,05 maka H0 diakui dan H1 ditolak. Dukungan keluarga yang memadai dapat dipengaruhi oleh pengetahuan keluarga tentang manfaat membantu lansia, kondisi lingkungan rumah, dan kondisi kota yang padat penduduk. Selain mendapat dukungan dari keluarga, tetangga juga bisa membantu lansia. Penilaian yang dilakukan oleh Marni dan Yuniawati (2015) mendukung gagasan bahwa elemen ekologi dapat memberikan dukungan yang sama seperti dukungan keluarga, terutama ketika lansia menghadapi kesulitan dalam hidup dan menerima dukungan dari anggota keluarga. Misalnya, memberikan inspirasi dasar selama masa-masa sulit, mendengarkan keluhan, memberikan informasi dasar, dan mengundang lansia untuk berbagi dan mengkaji pemikiran mereka, semuanya dapat membantu lansia merasa lebih baik, lebih fokus, dan tidak sendirian.en_US
dc.description.sponsorshipYayasan Bina Patria Nusantaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewien_US
dc.subjectDukungan Keluarga, Lansia, Penerimaan Dirien_US
dc.titleHubungan Dukungan Keluarga dengan Penerimaan Diri (Self Acceptance) pada Lansia di Desa Sidorejo Kecamatan Jabung Kabupaten Malangen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0701108901
dc.identifier.nidnNIDN0720098804
dc.identifier.nimNIM2015610089
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI14201#KEPERAWATAN


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Skripsi [422]
    Skripsi Mahasiswa Prgram Studi Keperawatan

Show simple item record