Bayi dengan BBLR lebih besar kemungkinannya untuk meninggal dan mengalami gangguan tumbuh kembang di kemudian hari dibandingkan dengan bayi tanpa BBLR. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa berat badan lahir bayi merupakan faktor utama yang mempengaruhi peluangnya untuk bertahan hidup dan berkembang menjadi orang dewasa yang sehat. Tujuan studi kasus adalah untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi berat lahir rendah (BBLR) di Ruang Alamanda RSUD Bangil. Metodologi studi kasus digunakan. Pelanggan yang digunakan berjumlah tiga orang, terutama bayi yang merupakan pasien BBBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) di Ruang Alamanda RSUD Bangil. Permasalahan yang diangkat adalah kebiasaan bernapas yang tidak efisien. Tindakan manajemen jalan napas disediakan. Sebelum ketiga pasien mendapat asuhan keperawatan, terlihat ketiga bayi tersebut tampak lemah dan mengalami sianosis pada anggota badan, pernapasan hidung, dan retraksi dada. Kesehatan pasien tidak terlalu membaik setelah menerima perawatan selama tiga hari, namun intervensi keperawatan harus diperpanjang hingga evaluasi akhir ketiga bayi menunjukkan adanya perubahan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pasien dengan pola pernapasan yang buruk dapat memperoleh manfaat dari modifikasi yang dilakukan oleh manajemen saluran napas.