dc.description.abstract | Hasil dari perubahan Kota Batu adalah arus manusia, produk, dan jasa yang lebih besar. Lalu lintas mungkin meningkat seiring dengan peningkatan populasi dan kepemilikan mobil. Menurut Direktorat Jenderal Bina Marga dalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia (2019), faktor ekonomi, keselamatan lalu lintas, dan lingkungan harus menjadi pertimbangan dalam memilih jenis persimpangan di suatu lokasi. Kajiannya terfokus pada perlintasan tidak bersinyal di Jalan Dadaprejo, Jalan Pendem, dan Jalan Ir. Ir. Ir.Soekarno di Kota Batu. Persimpangan tersebut adalah sebagai berikut: Jalan Utama, Jalan Raya Ir., Jalan Raya Soekarno, Jalan Raya Dadarejo, dan Jalan Pendem Barat termasuk jalan yang menghadap ke utara. Proses pengumpulan informasi yang relevan dengan kebutuhan penelitian dikenal sebagai pengumpulan data. Saat ini, simpang tiga arah yang belum diberi tanda di Jalan Ir. Soekarno – Jl. Pendem Dan, Jl. Dadaprejo Kota Malang bergerak dengan kecepatan 5.895 skr/jam.
Pada perpotongan ini nilai probabilitas (PA) antrian mata uang sebesar 18,37 detik, nilai saturasinya (Dj) sebesar 0,85, dan nilai tundaannya (T) mempunyai batas bawah sebesar 27,76% dan maksimum atas sebesar 54,87%. Sesuai Pedoman MKJI Tahun 1997, sambungan harus diperbaiki jika nilai derajat kejenuhannya lebih dari 0,85. 0,994 adalah derajat kejenuhan (DS). Volume arus lalu lintas agregat (Qtot) pada jam sibuk lebih besar dari kapasitas simpang sebenarnya sebesar 5.930 smp/jam. Terjadi tundaan simpang sebesar 18,37 detik/smp. Berdasarkan peringkat tundaan simpang tersebut, simpang Soekarno memberikan pelayanan pada tingkat pelayanan C (sedang). Pemasangan rambu pengalihan lalu lintas disarankan. Setelah parkir, belok kanan agar tidak harus menunggu di kedua titik tersebut. Masalah persimpangan tiga arah dapat diselesaikan dengan menggunakan bagian setengah jalan. Sukarno, Ir., Kota Batu | en_US |