Show simple item record

dc.contributor.authorDwiyanti, K
dc.contributor.authorChoeron, RC
dc.contributor.authorSutrianingsih, A
dc.date.accessioned2024-05-06T03:28:18Z
dc.date.available2024-05-06T03:28:18Z
dc.date.issued2024-04-29
dc.identifier.urihttps://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/3661
dc.description.abstractPendahuluan: Penyakit menular TBC disebabkan oleh agen bakteri Mycobacterium tuberkulosis, yang sebagian besar menyerang paru-paru namun terkadang dapat merusak organ tubuh lainnya. Penularan bakteri ini dari manusia ke manusia sebagian besar terjadi melalui kontak langsung melalui udara atau percikan dahak yang mengandung Mycobacterium tuberkulosis. Keluhan utama adalah sesak napas yang disebabkan oleh keluarnya cairan bernanah dan batuk terus-menerus. Jika produksi sekret berlebihan, aliran oksigen akan terhambat dan saluran napas terganggu. Tujuan : Pada pasien tuberkulosis paru pemberian asuhan keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif. Metode: Studi kasus ini menggambarkan bagaimana pasien TB paru yang mengalami kesulitan membersihkan saluran pernapasan dirawat di unit gawat darurat RSUD Bangil dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Pertanyaan yang digunakan dalam wawancara dimodifikasi agar sesuai dengan kerangka asuhan keperawatan untuk mengumpulkan data melalui wawancara. Pewawancara mungkin akan membuat pertanyaan tambahan sebagai jawaban atas jawaban responden. Hasil: Bukti subjektif dikumpulkan dari penelitian yang dilakukan pada tanggal 15-21 Mei 2023: kedua pasien mengalami suara napas tambahan, kesulitan batuk, dan sesak napas yang berlangsung selama lebih dari seminggu. Bersihan jalan napas yang buruk didiagnosis pada kedua individu karena penumpukan sekret dan ketidakmampuan klien untuk batuk berdahak. Ada juga suara napas tambahan yang diperhatikan, misalnya kresek. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada kedua pasien disesuaikan dengan konsentrasi pada pemantauan pernafasan akibat diagnosa SIKI yaitu bersihan jalan nafas tidak mencukupi. Penerapan keperawatan meliputi terapi oksigen, posisi semi fowler pada pasien, terapi nebul pulmicort/combivent, instruksi batuk yang efisien, dan etika batuk yang tepat. Setelah dilakukan evaluasi selama satu atau tiga jam, kondisi pasien memerlukan pemantauan lebih lanjut sehingga pengawas dan pasien dipindahkan ke ruang HCU Melati dan Teratai.en_US
dc.description.sponsorshipYayasan Bina Patria Nusantaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewien_US
dc.subjectTuberculosis, Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif, Batuk Efektif.en_US
dc.titleAsuhan Keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif pada Pasien TB Paru di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Bangilen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0725088501
dc.identifier.nidnNIDN0726038302
dc.identifier.nimNIM2022611003
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI14901#PROFESINERS


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Skripsi [103]
    Skripsi Mahasiswa Program Studi Profesi Ners

Show simple item record