Luka terbuka akibat gesekan kulit dengan permukaan kasar, disebut juga lecet atau ekskoriasis, merusak epidermis, lapisan atas kulit. Luka tertutup yang menyebabkan kerusakan kapiler dan menimbulkan luka memar (Contusio) pada jaringan sering kali disebabkan oleh kontak benda tumpul. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengobatan luka lecet dan luka pada siswa sekolah dasar kelas 4-5 dengan peragaan pembersihan menggunakan obat luka. Merancang proyek penelitian cross-sectional. Populasi penelitian adalah lima puluh lima siswa sekolah dasar di kelas 4-5. Ada pengambilan sampel lengkap dalam sampel. Kemampuan dalam menangani luka lecet dan memar merupakan variabel terikat, sedangkan simulasi mencuci dan mengoleskan obat pada luka merupakan variabel bebas. Alat yang digunakan berupa lembar observasi dan luka fiktif. Analisis data menggunakan Uji Tanda Wilcoxon menunjukkan bahwa mayoritas siswa kelas 4–5 sekolah dasar berusia antara 9 dan 10 tahun (60%). Siswa laki-laki mencakup 56,4% dari total siswa. Hampir separuh (47,3%) siswa kelas 4–5 sekolah dasar memiliki kemampuan yang cukup dalam menangani luka lecet dan memar sebelum dilakukan simulasi, sementara 74,5% siswa memiliki kemampuan yang baik setelah simulasi. Terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan siswa dalam menangani luka lecet dan memar sebelum dan setelah menerima simulasi, dengan nilai p-value sebesar 0,000, yang menunjukkan bahwa perbedaan tersebut signifikan pada tingkat signifikansi 0,05.