Polemik Pariwisata Premium Labuan Bajo Terhadap Relokasi Masyarakat Ata Modo Dalam Film Dokumenter Dragon For Sale
Abstract
Film dokumenter Dragon For Sale berkisah tentang pemandangan menakjubkan Pulau Labuan Bajo dan Pulau Komodo. Dandhy Laksono, sutradara film dokumenter Sexy Killers, menyutradarai film yang diproduksi bekerja sama dengan Sahabat Flores, Sunspirit, dan Ekspedisi Indonesia Baru. Kemunculan wisata ultra premium di Labuan Bajo diulas dalam film dokumenter Dragon For Sale yang disutradarai Dandy Laksono dan kawan-kawan. dimana Labuan Bajo dimasukkan sebagai salah satu destinasi pariwisata “10 Bali Baru”. Belajar adalah tujuan pendidikan. memastikan bahwa analisis wacana secara akurat menangkap alasan meningkatnya jumlah wisatawan kelas atas di Labuan Bajo. untuk meneliti kontroversi seputar wisata mewah di Labuan Bajo. dan migrasi Ata Modo, serta menyadari bahwa perluasan wisata mewah Labuan Bajo tidak terlepas dari pergerakan komunitas Ata Modo. Film dokumenter Dragon For Sale #4 The Twins berpusat pada migrasi komunitas Ata Modo, dan penelitian ini mengkaji wacana kontroversial pariwisata premium Labuan Bajo di sekitarnya. Data primer dan sekunder merupakan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini. Data kemudian dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan dan rekaman wawancara. Data tersebut kemudian diperiksa dengan menggunakan analisis tiga tingkat Teun Van Dijk: struktur makro, super, dan mikro.
Berdasarkan temuan penelitian, film “Dragon For Sale” menawarkan pemahaman komprehensif tentang berbagai aspek sosial, budaya, politik, dan ekonomi terhadap pertumbuhan pariwisata di Desa Ata Modo dan sekitarnya. Video ini menganalisis pilihan dan perilaku wisatawan serta penolakan masyarakat setempat terhadap rencana relokasi yang dilakukan pemerintah. Hal ini juga memaparkan dampak buruk kebijakan pemerintah terhadap sektor pariwisata. Lebih dari itu, film ini juga mencerminkan kompleksitas konteks sosial yang melibatkan konflik, peran pemerintah, dampak ekonomi, aspek budaya, dan preferensi wisatawan. Dalam film Dragon For Sale juga terdapat kesenjangan ekonomi yang terjadi, dimana masyarakat merasa akan adanya persaingan ekonomi yang akan terjadi, sehingga adanya pengembangan pariwisata premium masih sangat diragukan oleh masyarakat Ata Modo . film Dragon For Sale dicerminkan sebagai perbandingan pemerintahan yang menjadi otoriter dimana dilihat dari pengambilan keputusan sepihak yang dilakukan oleh pemerintah, sehingga masyarakat merasa kembalinya unuru kekuasaan yang terjadi kembali yang bersifat otoriter.
Collections
- Skripsi [178]