Analisis Kinerja Simpang Empat Tidak Bersinyal (Study Kasus Simpang Jl. Gatot Subroto-Jl. Ir. H. Juanda-Jl. Aries Munandar) Kota Malang
Abstract
Persimpangan tak bersinyal di Jl. Gatot Subroto-Jl. Ir. H. Juanda-Jl. Simpang susun Aries Munandar merupakan simpang susun yang paling banyak ditemui di kawasan perkotaan, khususnya Kota Malang. Persimpangan adalah titik pada suatu ruas jalan tempat arus-arus dari berbagai arah bertemu atau berpotongan. Terjadi kemacetan lalu lintas di persimpangan jalan karena arus konflik mendekat dari berbagai arah dan saling memotong di persimpangan. Desain jalan, perilaku lalu lintas, rata-rata lalu lintas harian, dan pendekatan perhitungan berbasis formula dari PKJI 2014 merupakan data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini. Keterlambatan lalu lintas dan jadwal sering menjadi masalah transportasi. Lamanya waktu yang dibutuhkan mobil untuk tiba merupakan salah satu standar kinerja pelayanan di persimpangan. Jl. Gatot Subroto merupakan jalur mobil utama dari dan ke Surabaya; juga menawarkan akses ke pusat kota Malang dan acara lokal lainnya. Desain penelitian kuantitatif digunakan untuk penelitian semacam ini. Kotimah &kk (2019) menyatakan bahwa pendekatan deduktif-induktif sering digunakan dalam penelitian kuantitatif. di Jalan Walikota, Jl. Gatot Subroto, yaitu lebar keseluruhannya dua lajur (lebar 10 meter tanpa median). Jalan sempit Jl. Aries Munandar dan Jl. Ir. H. Juanda masing-masing mempunyai satu lajur dan dua lajur, dengan lebar gabungan enam meter tanpa median. Kinerja Simpang Empat bukan sebuah sinyal. Penilaian Derajat Kejenuhan (DJ) sebesar 0,42 masih memenuhi batas maksimal yang disebutkan dalam PKJI 2014 sebesar <0,85.
Collections
- Skripsi [190]