Tujuan penelitian ini adalah untuk memastikan bagaimana tingkat kecemasan dan kebiasaan tidur pasien kesehatan mental di Desa Bantur saling berhubungan. Pasien yang sakit mental sering menderita kecemasan, yang mengganggu pikiran dan dapat menyebabkan kebiasaan tidur terganggu, termasuk kesulitan tidur atau sering terbangun sepanjang malam. Strategi penelitian yang digunakan adalah korelasi deskriptif menggunakan metode kuantitatif. Pengambilan sampel secara purposif digunakan untuk memilih sampel. Indeks PSQI digunakan untuk mengevaluasi pola tidur, sedangkan Skala Penilaian HRS-A digunakan untuk mengukur kecemasan. Menurut temuan penelitian, mayoritas responden memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dan kualitas tidur yang buruk. Temuan ini menyiratkan adanya hubungan langsung antara kebiasaan tidur yang buruk dan kecemasan yang meningkat pada mereka yang memiliki penyakit mental. Ada korelasi substansial antara tingkat kecemasan dan pola tidur, menurut temuan penelitian statistik. Menurut penelitian ini, penelitian di masa mendatang harus mempertimbangkan variabel lain yang dapat memengaruhi pola tidur, seperti keadaan lingkungan dan riwayat penyakit fisik.