Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dampak penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) terhadap pelaporan keuangan pemerintah desa. Wawancara mendalam dengan empat pegawai desa yang menangani laporan keuangan dan observasi digunakan untuk mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan secara kualitatif dianalisis menggunakan pendekatan deskriptif untuk menggambarkan keadaan di dusun yang bersangkutan. Kesimpulan studi ini menunjukkan bahwa pemerintah desa belum sepenuhnya mengadopsi Standar Akuntansi Pemerintah karena sebagian besar pegawai tidak cukup memahami SAP. Kenyataannya, semua tingkatan pemerintah daerah, termasuk desa, diwajibkan oleh undang-undang untuk mengelola keuangan mereka menggunakan standar akuntansi yang relevan. Untuk inisiatif peningkatan kualitas pelaporan keuangan daerah, ini adalah masalah yang berbeda. Salah satu penyebab utama keterlambatan penerapan SAP adalah rumitnya pelaporan keuangan yang diperlukan. Karyawan desa merasa sulit untuk memahami dan menerapkan peraturan akuntansi SAP. Menurut penelitian ini, pengelola keuangan desa memerlukan lebih banyak pendampingan dan pelatihan agar dapat lebih memahami SAP, mengatasi berbagai tantangan tersebut, dan menyediakan laporan keuangan sesuai standar sekaligus meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan desa