Daerah Irigasi Semalat dengan luas lahan 51,91 Ha ialah Daerah Irigasi yang mempunyai potensi besar dalam sektor perkebunan dan pertanian. Akan tetapi kondisi di lapangan sangat memprihatinkan karena bangunan jaringan irigasinya telah banyak yang rusak dan tidak terawat selain itu juga pembagian airnya belum diatur sehingga masih dialirkan secara merata. Karena permasalahan tersebut diatas maka saya ingin untuk Membahas tentang Pembagian air irigasi dengan dua cara yaitu cara Konvensional dan Cara SRI ,yang bertujuan untuk mengevaluasi kebutuhan air D.I Semalat kemudian membandingkannya dengan ketersediaan air agar bisa membagi air secara merata kepada tiga kelompok tani Dari hasil pembagian tersebut dapat diketahui bahwa berdasarkan Qmin cara pembagian air irigasi metode Konvensional menggunakan sistem gilir atau rotasi sedangkan pada metode SRI seluruhnya menggunakan sistem terus – menerus adapun 20,83% gilir primer itu dikarenakan pada bulan dan periode tersebut curah hujan tidak ada atau sama dengan 0,00 lt/dt. maka pembagian air Metode SRI lebih baik digunakan di Daerah Irigasi Semalat, karena Ketersediaan Air Irigasi (Qmin) lebih banyak daipada Kebutuhan Air Irigasi.