Pengendalian persediaan bahan baku dalam sebuah usaha sangat perlu diperhatikan, karena akan menunjang kelancaran dalam proses produksi. Dengaan pengendalian persediaan yang baik maka dapat mencegah kehabisan atau kekurangan bahan baku yang mengakibatkan terhambatnya proses produksi. Selain itu, dengan adanya pengendalian dalam persediaan bahan baku yang sangat baik dapat meminimalkan biaya serta menentukan pemesanan yang sangat optimal. Tujuan dari penelitian ini ialah ingin mencari tahu dan menganalisis bagaimana pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan oleh UMKM Lima Sarana Bersih dan membandingkannya dengan metode EOQ mana yang lebih efektif dan efisien dalam mengoptimalkan biaya. Untuk jenis penelitian ini ialah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian ini metode yang digunakan dalam menganalisi data adalah metode EOQ (Economic Order Quntity), metode ini menggunakan beberapa perhitungan mulai dari pembelian optimal, ROP, SS, TIC, dan Frekuensi pembelian. Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer yang berupa hasil wawancara dengan pemilik UMKM Lima Sarana Bersih. Hasil dari penelitian yang dilakukan maka pembelian optimal dengan kebijakan UMKM Lima Sarana Bersih ialah 40 kali sedangkan dengan menggunakan metode EOQ yaitu 48 kali. Dengan total biaya persediaan dengan menggunakan kebijakan perusahaan adalah Rp 255.000,- setelah menggunakan metode EOQ dapat meminimalkan biaya persedian UMKM sebesar Rp 251.000,-. Untuk persediaan pengaman dari kebijakan UMKM Lima Sarana Bersih sebanyak 60 batang tapi dengan metode EOQ sebanyak 12 batang serta titik pemesanan kembali sebesar 15 batang.