Perbedaan Status Kerusakan Tanah Akibat Penggunaan Biochar Pada Lahan Jagung (Zea Mays L.) Di Kabupaten Kediri
Abstract
Tanah sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup baik itu manusia, hewan, maupun tumbuh - tumbuhan. Bagi tumbuhan hijau, tanah menjadi media tumbuh menghasilkan sumber pangan, sandang dan papan bagi umat manusia. Di Indonesia, tanah merupakan basis utama sektor agraris. Sebanyak 70% masyarakat Indonesia merupakan petani. Petani Indonesia masih bersandar pada ketersediaan sumberdaya lahan dalam hal ini tanah. Hal inilah yang menjadikan Indonesia sebagai negara agraris. Biochar bukan pupuk tetapi merupakan bahan pembenah tanah yang teknik penggunaannya telah dimulai sejak tahun 2500 lalu di hutan Amazon. Biochar dihasilkan dari proses pirolisis biomassa berbentuk arang berpori. Biomassa yang sering digunakan dalam pembuatan biochar berasal dari limbah – limbah pertanian, perkebunan dan kehutanan (batok kelapa, arang kayu, sekam, bonggol jagung, jerami, dll) dan sangat melimpah di Indonesia. Pemberian biochar secara nyata memperbaiki sifat kimia, biologi, dan fisik tanah. Aplikasi biochar meningkatkan pH tanah, KTK, N total, C-organic, mereduksi senyawa Fe dan Al dan meningkatkan P-tersedia.Komoditas jagung adalah tanaman pangan utama setelah padi. Jagung kaya akan sumber vitamin dan mineral yakni karbohidrat, protein, Ca, Mg, K, Na, P, Ca dan Fe, betakaroten, dan termasuk serat pangan yang dibutuhkan tubuh. Selain sebagai bahan pangan, jagung merupakan bahan utama pakan ternak dan energy alternatif. Kebutuhan jagung terus mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Tujuan penelitian untuk mempelajari perbedaan status kerusakan tanah akibat penggunaan biochar pada lahan jagung. Metode penelitian menggunakan metode survey untuk pengambilan sampel tanah. Sampel tanah diambil, kemudian dibawa ke laboratorium untuk diamati. Data hasil pengamatan setiap parameter dihitung menggunakan regresi linear. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian biochar memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah dibandingkan tanpa pemberian biochar. Perbaikan sifat fisik tanah yakni meningkatkan bobot isi tanah 1.5 g/cm3, porositas total tanah meningkat 4.26%, dan KHJ tanah meningkat 4.2 cm/jam. Perbaikan sifat kimia tanah yakni meningkatkan pH tanah sebesar 4.8, menurunkan nilai redoks 68.3%, C-organik meningkat 0.07%, kejenuhan basa meningkat 6%, dan meningkatkan KTK tanah. Perbaikan sifat biologi tanah yakni jumlah mikroba meningkat 1.8 x 105 dan populasi jamur menurun 3.1 x 108.
Collections
- Skripsi [201]