Show simple item record

dc.contributor.authorOkor, F
dc.contributor.authorDyanasari, D
dc.contributor.authorKhoirunnisa, N
dc.date.accessioned2022-09-07T04:16:20Z
dc.date.available2022-09-07T04:16:20Z
dc.date.issued2022-09-29
dc.identifier.urihttps://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/1555
dc.description.abstractTingkat karakteristik yang berada di NKRI merupakan salah satu negara agraris yang mana dapat menyiratkan bahwa tingkat pertanian yang mana mempunyai sebuah peran yang jauh lebih penting pada perekonomian yang secara nasional. Sistem yang dilakukan dalam pengembangan pertanian yang akan berkelanjutan akan selalu data diarahkan untuk dapat memaksimalkan pada sisi produksi yang berada di pertanian, sebagaimana dengan tujuan untuk dapat memenuhi tingkat kebutuhan industri dalam negara, serta dapat pula dapat memaksimalkan pada sisi eksport (Kuncoro, 2010). Sehingga pada jangka waktu yang jauh berbedah pada akhir periode ini ditemukan pada aspek subsektor hortikultura sebagaimana akan berkembang menjadi sebuah sumber pertumbuhan terhadap sistem perekonomian pada lapisan desa bahkan sampai pada perkotaan. Dapat difokuskan pada sisi infrastruktur pada NKRI sama sekali tidak akan terlepas dari sebuah sektor pertanian. Pertanian dapat didefinisiskan sebagai salah satu aktivitas yang bersumber dari produksi yang mana dapat dilandaskan pada sebuah mekanisme pertumbuhan yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan serta hewan. Pada dasarnya sebuah definisi yang berkaitan dengan pertanian sebagaimana akan diringkas menjadi beberapa bagian yang sama sekali tidak terlepas. Beberapa aspek yang akan digunakan ialah antara lain usaha pertanian, lokasi usaha, petani serta proses produksi (Soetriono, 2003). Tingkat pengembangan sebuah pertanian yang akan dapat tergolong pada sebuah tanaman pangan serta peternakan. Ditemukan pada beberapa periode belakangan ini subsektor hortikultura dapat dikatakan telah berkembang menjadi sebuah sumber pertumbuhan perekonomian yang sangat kuat di bagian perkotaan serta pedesaan. Kelengkeng dapat diartikan sebagai sebuah jenis tanaman yang bersumber dari Asia tenggara yang mana tak terlepas juga dari lapisan keluarga yang bersumber dari buahan rambutan serta leci. (Faizah dkk, 2012) menyatakan bahwa sebuah tanaman kelengkeng mempunyai sebuah diameter batang yang mencapai 1 m serta ketinggian mencapai 40 m. (Syahputra dan Harjoko, 2011) menyatakan bahwa pada dasarnya daun yang ada pada kelengkeng dapat digolongkan menjadi sebuah daun majemuk atau terdiri dari sejumlah beberapa bagian. Di Setiap tangkai mempunyai beberapa pasangan daun. Adapun bentuk pada daun kelengkeng memiliki bentuk panjang serta pada ujung daun tersebut agak meruncing. Pada dasarnya pada kuncup daun yang memiliki warna kekuningan serta kehijauan, akan tetapi terdapat pula yang berwarna kemerahan. Tanaman kelengkeng pada dasarnya memiliki ujung mencapai 4-80 cm, serta memiliki panjang, memiliki bulu yang begitu empuk serta memiliki pola bentuk sejenis payung yang menggarpu.en_US
dc.description.sponsorshipYayasan Bina Patria Nusantaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewien_US
dc.subjectMargin Pemasaran, Pertanian Dan Bibit Kelengkengen_US
dc.titleMargin Pemasaran Bibit Kelengkeng (Studi Kasus di UD. Tunas Baru Mulya, Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0701155902
dc.identifier.nidnNIDN0712029102
dc.identifier.nimNIM2016310058
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI54201#AGRIBISNIS


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Skripsi [231]
    Skripsi Mahasiswa Program Studi S1 Arsitektur Lanskap

Show simple item record