dc.description.abstract | Salah satu penyebab pencemaran lingkungan adalah penyalagunaan pestisida, baik jenis pestisida maupun tidak tepat akan sasaran yang berdampak pada pencemaran lingkungan. Gangguan kesehatan juga salah satu penyebabnya adalah penggunaan pestisida yang berlebihan. Menurut Kementrian Pertanian 2011 bahwa di indonesia pengaplikasian pestisida semakin meningkat dari tahun ke tahun, Menurut Badan Litbang Pertanian (2011) penurunan produksi pertanian dapat disebabkan hama dan penyakit, penurunan produksinya kisaran antara 5-20% diamana 20,6% untuk padi, 13,6% jagung, dan 12,4% kedelai. Upaya pengendalian Wereng Batang Cokelat (WBC) dan penyakit Kerdil Rumput dan Kerdil Hampa, berdasarkan dan sesuai dengan prinsip Pengendalian Hama Terpadu. Pelestarian dan penggunaan tanaman refugia sebagai musuh alami harus dikelolah dengan terus menerus atau berkelanjutan, salah satunya dengan penanaman tanaman bunga Matahari dan Tahi Ayam. Sesuai dengan fungsi dari refugia yaitu mampu memberikan kontribusi untuk konservasi musuh alami. Tanaman ini dapat meningkatkan biodiversitas (Keanekaragaman hayati) sehingga argo ekosistem menjadi lebih stabil dan akan mencegah terjadinya ledakan serangan hama Wereng Batang Cokelat (WBC). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi kelompok tani Sumber Rejeki terhadap Program Pengendalian Hama Terpadu (PHT) secara alami di desa Jatirejoyoso Kepanjen dan untuk mengetahui bagaimana metode dan media dalam program Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Dalam penelitian ini Skala likert digunakan untuk mengelola data dan penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, skala likert ini berfungsi untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap petani dan sekelompok orang tentang pengendalian hama terpadu. Dapat disimpulkan bahwa dari hasil penelitian ini persepsi petani mengenai pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap program pengendalian hama terpadu adalah tergolong baik, dengan kategori persentase dari indikator pengetahuan adalah 77,86 %, keterampilan petani 79,46 % dan sikap petani dengan persentase 80,13 %. | en_US |