Analsis Keragaman Tanaman Apel (Malus Sylvestris Mill) Berdasarkan Ketinggian Tempat di Malang Raya
Abstract
Di Indonesia khususnya di Malang Raya, untuk memenuhi kebutuhan dalam waktu lama sudah sukses melakukan penyesuaian apel dari kawasan subtropis ke kawasan tropis, produktivitas apel pada daerah Pemerintahan Kota Batu 2010 telah mengkonfirmasi nilai produktivitas tanaman apel sebanyak 15 kg per satu pohon. Berdasarkan hasil riset rendahnya produktivitas tanaman apel Fahriyah et al (2011) mengatakan dalam jangka waktu lima tahun dari tahun 2005 hingga tahun 2010 komoditas apel mengalami penurunan mulai 3,431,115 kg ke 2,576,958 kg dengan rerata setiap tahunnya sebesar 22,74 % hal ini diduga mengalami penyusutan eminensi lahan akibat alih fungsi lahan, menurut salah satu petani global warming atau pemanasan global juga membawa dampak yang buruk pada fase generatif apel. salah satu penyebab penyusutan produktivitas tanaman apel juga disebabkan karena penyusutan daya simpan air di dalam tanah dan pohon apel yang telah berumur di pertimbangkan sbagai salah satu variabel yang terlibat dalam produktivitas tanaman apel yang menurun. Riset ini dilakukan dari bulan mei sampai juni 2022 di tiga tempat yang berbeda pada ketinggian tempat yang berbeda yaitu: Bumiaji 850-1400 mdpl, Pujon 1200-1500 mdpl serta Desa Balarang 1150 mdpl. Strategi studi yang digunakan dapat berupa kombinasi persepsi lapangan dan wawancara dengan petani. Persepsi informasi yang diperoleh di setiap daerah persepsi dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman, diameter buah, lebar kanopi, diameter batang, dan lebar kanopi. investigasi hubungan dan perulangan, dari penanda kualitas tanah normal sampai dengan jumlah generasi apel dan elevasi.
Collections
- Skripsi [201]