Pengaruh Hormon Nafthalene Acetic Acid (NAA) dan Gandasil D Pada Pertumbuhan Pisang Chavendish (Musa Acuminate L) Hasil Kultur Jaringan
Abstract
Tanaman pisang chavendish adalah komoditas buah yang penting konsumsi baik dalam bentuk olahan maupun langsung di kalangan masyarakat guna meningkatkan stamina atau imunitas kesehatan, bahkan membantu verifikasi sumber pangan, dan ekonomi. Perbanyakan secara Teknik kultur jaringan (in vitro) untuk mendapatkan bibit yang baik, mampu bertahan hama dan penyakit, dan regenerasi sifat bibit induk. Namun ketika memindahkan di lapangan perlu adaptasi dengan beberapa faktor yaitu unsur hara dalam tanah, suhu, kelembaban dan cahaya, oleh sebabnya untuk meningkatkan keberhasilan penanaman di lapangan perlu aplikasi zat pengatur tumbuh (zpt) golongan auksin yaitu naphthalene acetic acid (NAA) dan unsur hara makro dan mikro yang lengkap yaitu pupuk daun (Gandasil D).
Tujuan ini untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NAA dan dosis pupuk daun (Gandasil D) terhadap tanaman pisang chavendish hasil kultur jaringan, yang terbaik setiap perlakuan yang diamati. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) faktorial terdiri dari dua taraf faktorial yaitu hormon NAA dan dosis Gandasil D dengan 8 perlakuan dan masing – masing perlakuan diulang 5 kali yaitu LOM1, LOM2, LOM3, LOM4 dan L1M1, L1M2, L1M3, L1M4. Variabel pengamatan yakni tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, diameter batang dan jumlah anakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara NAA dan Gandasil D terhadap tinggi tanaman, panjang daun dan lebar daun. Secara terpisah NAA berpengaruh pada lebar daun umur 7 bulan, sedangkan pemberian dosis Gandasil D berpengaruh terhadap tinggi tanaman, dan panjang daun masing – masing pada umur 7 bulan. Pertumbuhan terbaik adalah tanpa NAA dan dosis Gandasil D 1 – 3 g/l umur sampai 8 bulan. Jumlah anakan tidak dipengaruhi NAA dan dosis Gandasil D, rata-rata per tanaman (pohon) menghasilkan 3 – 4 anakan sampai umur 10 bulan.
Collections
- Skripsi [201]