Show simple item record

dc.contributor.authorTalu, K
dc.contributor.authorLestari, SU
dc.contributor.authorHapsari, RI
dc.date.accessioned2023-01-03T08:07:30Z
dc.date.available2023-01-03T08:07:30Z
dc.date.issued2022-12-29
dc.identifier.urihttps://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/2259
dc.description.abstractPorang ialah diantara jenis tanaman yang dikenang karena tanaman umbi-umbiannya, dan telah menjadi produk unggulan. Pemuliaan tanaman porang melalui dua cara, yaitu secara vegetatif memanfaatkan umbi batang, umbi batang, umbi daun (bulbil), dan bagian daun, secara generatif melalui biji. Pertumbuhan porang dari hasil perbanyakan secara vegetatif, terutama menggunakan umbi batang seringkali mengalami hambatan terjadinya dormansi benih. Diantara ZPT yang dapat mematahkan dormansi benih ialah fitosan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi penggunaan dosis pada bahan tanam umbi porang yang lebih efektif dan mengevaluasi penggunaan berpengaruh zat mengatur pertumbuhan sejenis fitosan terkait tumbuhan umbi tanaman porang. Riset berikut sudah dilakukan di Desa Landungsari Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Riset berikut berlangsung selama 4 bulan. Penelitian dilakukan dengan memakai metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorialisasinya yang terdapat dua penyebab dan tiga (3) ulangan, dengan faktor perlakuan sebagai berikut: Faktor I ialah bahan tanam umbi porang (P) terdiri dari 4 jenis, yaitu P0 = Umbi batang tanpa dibelah, P1 = Umbi batang dibelah menjadi 2 bagian, P2 = Umbi batang dibelah menjadi 4 bagian, P3 = Umbi Bulbil Porang. Faktor II ialah konsentrasi ZPT fitosan (F) terdiri dari 3 taraf, yaitu, F0 = 0% (kontrol), F1 = 1% atau setara dengan 10 ml/l, F2 = 2% atau setara dengan 20 ml/l. Dengan demikian terdapat 36 unit percobaan setiap unit percobaan terdapat 4 sampel tanaman. Parameter yang diamati diantaranya ketika keluarnya tunas, kauntitas daun, tingginya tunas, luasnya dedaunan, diameter umbi,jumlah umbi, dan bobot umbi. Hasil penelitian menunjukan bahwa waktu munculnya tunas pada bibit tanaman porang yang asalnya dari umbi batang yang dibelah maupun tidak dibelah, serta dari bulbil, bervariasi,berkisar antara 12 – 47 hari setelah tanam. Bibit porang yang berasal dari umbi batang yang tidak dibelah maupun bulbil memiliki luas daun sangat besar daripada bibit yang asalnya dari umbi batang yang dibelah. Demikian juga terhadap parameter diameter umbi, dan bobot umbi yang dipanen pada umur 4 bulan setelah tanam lebih besar dibandingkan dengan bibit yang berasal dari umbi yang dibelah. Dalam hal pemberian fitosan terhadap penggunaan umbi batang tidak dibelah dan bulbil tidak menunjukan perbedaan terhadap waktu munculnya tunas ketika umbi batang dibelah. Pemberian fitosan dan penggunaan bibit berasal dari umbi batang maupun bulbil tidak berpengaruh terhadap jumlah tunas yang dihasilkan selama 4 bulan masa pertumbuhan. Jumlah tunas yang mampu tumbuh berkisar antara 1 – 2 tunas per bibit. Pemberian fitosan dan penggunaan bibit berasal dari umbi batang maupun bulbil hanya berpengaruh pada tinggi tanaman maupun jumlah daun pada awal pertumbuhan saja, tidak berpengaruh pada ukuran kuantitas umbi, diameter umbi maupun bobot umbi yang bisa dipanen ketika usia 4 bulan pasca menanam.en_US
dc.description.sponsorshipYayasan Bina Patria Nusantaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewien_US
dc.subjectTanaman Porangen_US
dc.titlePengaruh Perendaman ZPT Fitosan dan Bahan Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit Tanaman Porang (Amorphallus Oncophyllus Prain)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0622035801
dc.identifier.nidnNIDN0705028201
dc.identifier.nimNIM2017330034
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI54211#AGROTEKNOKOGI


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Skripsi [201]
    Skripsi Mahasiswa Program Studi S1 Agroteknologi

Show simple item record