Pengaruh Pemberian Rhizobacteria, Pupuk Kotoran Sapi dan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis Inbrida (Zea Mays Saccharata Sturt)
Abstract
Jagung manis (Zea mays L. var.In Indonesia, saccharata) merupakan salah satu produk pertanian yang penting.Dalam upaya mengurangi dampak negatif penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan, diberikan pupuk kandang.Dalam upaya meningkatkan efektivitas pemupukan bagi tanaman budidaya, mikroorganisme perlu ditambahkan. Bakteri PGPR hidup berkoloni pada akar tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membahas pertumbuhan dan hasil jagung manis dengan menggunakan ZA, pupuk kandang, pupuk NPK, dan Rhizobacteria. Di Kebun Penelitian CV, penelitian dilakukan dari tanggal 9 November 2018 sampai 12 April 2019. Di Dadaprejo Desa, Kecamatan Junerejo, Kota Batu, Jawa Timur, ada AKARI BIRU. Rancangan acak kelompok dengan satu faktor digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, hanya satu faktor perlakuan yang diperiksa: P1 = 60 kg/ha NPK;P2 adalah jumlah pupuk kandang dan NPK (60 kg/ha);P3 adalah terdiri dari 60 kg/ha NPK, 6 ton/ha pupuk kandang, dan 10 ml/l PGPR; P4 adalah produk ZA (140 kg/ha), pupuk kandang (3 ton/ha), dan PGPR (15 ml /l);P5 adalah jumlah PGPR (20 ml/l) dan pupuk kandang (6 ton/ha) ditambah ZA (140 kg/ha);P6 sama dengan PGPR (25 ml/l) dan ZA (140 kg/ha) ); NPK (60 kg/ha) dan PGPR (30 ml/l) merupakan P7. Terdapat 21 satuan percobaan yang terdiri dari tujuh kombinasi perlakuan yang masing-masing diulang tiga kali. Satuan percobaan berukuran 1,5 meter kali 5 meter, dengan jarak 20 cm dengan jarak 60 cm. Dari setiap petak percobaan diambil 10 sampel tanaman yang diamati terdiri dari 50 tanaman. Parameter pengamatan: tinggi tanaman (dalam cm), panjang daun (dalam satuan helai), dan hasil setelah panen diamati: berat segar tongkol, berat segar tongkol tanpa biji, berat segar tongkol, berat kering tongkol termasuk biji, panjang tongkol, dan diameter tongkol. tongkol Temuan menunjukkan bahwa pertumbuhan dan berat tongkol jagung manis inbrida dapat ditingkatkan dengan menggunakan kotoran sapi, pupuk anorganik, dan PGPR. Untuk meningkatkan efektifitas pemupukan anorganik pada budidaya jagung manis inbrida, penambahan PGPR saja dapat dikombinasikan dengan pemberian pupuk kotoran sapi. Hal itu juga terbukti dengan dosis ZA 140 kg/ha + kotoran sapi 3 ton/ha + PGPR 10 ml/l bahwa dosis NPK 60 kg/ha + PGPR 30 ml/l setara dengan dosis NPK 60 kg/ha + pupuk kotoran sapi 6 ton/ha + PGPR 10 ml/l untuk menghasilkan tongkol jagung manis inbrida berat 200,14 g/tanaman. Untuk jagung manis inbrida dosis NPK 60 kg/ha ditambah PGPR 30 ml/l dan pupuk kotoran sapi 6 ton/ha ditambah PGPR 20 ml/l menghasilkan panjang tongkol 21,45-21,68 cm (panjang tongkol) dan 4,28-4,39 cm (diameter tongkol).
Collections
- Skripsi [201]