Pengaruh Aplikasi Pupuk Kotoran Kelinci Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Jagung Nusantara Madura
Abstract
Jagung bisa bermanfaat untuk bahan pangan dan tambahan pada produksi pakan ternak dan mempunyai penilaian yang sangat tinggi. Petani di Madura sejak lama telah mengembangkan komoditas jagung untuk dijadikan bahan pangan, sehingga disadari bahwa makanan pokok kelompok masyarakat Madura ialah jagung. Keunggulan jagung madura di sekitar ialah memiliki masa pakai yang lama (kira-kira 1 tahun) sehingga dimanfaatkan sebagai bahan pangan simpanan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi tanaman jagung dengan persiapan. Persiapan dapat diberikan sebagai kompos alami atau anorganik. Kompos alam yang didapat dari hewan terdiri dari pupuk kandang alami yang kuat, yaitu kotoran hewan (kotoran) yang kuat dan salah satunya yang dapat dimanfaatkan ialah pupuk kandang alami dari pupuk kelinci. Pupuk kelinci dapat diusulkan secara alami karena kandungan suplemennya sangat tinggi daripada kotoran hewan peliharaan selain itu, misalnya C/N: (10 sampai 12 persen), P (2,20 2.76 persen ), K (1.86 persen ) , Ca (2.08 persen) dan ada kandungan suplemen skala
besar dan mini yang diinginkan oleh tanaman juga yang terkandung bahan kimia pengembangan yang dapat memperkuat perkembangan tanaman. Eksplorasi ini akan diselesaikan di Pertanian Kota industri perjalanan, Desa Temas, Kota Batu pada bulan 10 sampai 12 2020. Kajian memakai Rancangan Acak Kelompok (RAKF) dengan melakukan 3 ulangan dan 12 percobaan. Faktor eksplorasi berupa tingkat tanamannya, kuantitas daunan, umur mekar jantan, umur bunganya betina, tingkat tongkol, umur kumpul, panjangnya tongkol, bobot jagung tidak sekam dan berat kulit kering.
Obat-obatan tersebut terdapat dari kotoran kelinci (P) ((P1: 5 ton per hektar); (P2: 10 ton per hektar); (P3: 15 ton per hektar); (P4: 20 ton per hektar)) dan bermacam-macam jagung (V) ((V1: manding); (V2: guluk); (V3: talango)). Terdapat hasil dari riset memaparkan bahwa kotoran kelinci sangat mempengaruhi masa berbunga betina 40,08 hari setelah tanam, bobot jagung tanpa sekam 3,48 g dan bobot kering kulit 2,50 g. Dalam pemanfaatan jagung varietas Guluk yang berdekatan pada dasarnya mempengaruhi masa berbunga betina 39,68 hari setelah tanam. Hubungan pupuk kandang kelinci 5 ton/ha dan varietas jagung talango terhadap persepsi umur berbunga betina ialah 40,89 hari setelah tanam.
Collections
- Skripsi [201]