dc.description.abstract | Konsep pengelolaan hama terpadu sebagai upaya pengendalian sebagai teknologi satu paket yang dapat diterapkan dengan berasal dari persiapan hama dan benih. Penelitian bertujuan untuk mengetahui konsentrasi campuran asap cair tembakau dan fipronil terbaik terhadap kelangsungan hidup ulat grayak. Penelitian dilaksanakan di tempat pengujian Entomologi Balittas yang terletak di Kecamatan Karangploso. Penelitian dilaksanakan dengan cara eksperimental dengan rancangan penelitian RAK. Faktor perlakuan adalah konsentrasi asap cair tembakau dan Fipronil yaitu kontrol (P0), Fipronil 0,08% (P1), Fipronil 0,11% (P2), Asap cair tembakau 0,17% (P3), Asap cair tembakau 0,56% (P4), Fipronil 0,08% + Asap cair tembakau 0,17% (P5), Fipronil 0,08% + Asap cair tembakau 0,56% (P6), Fipronil 0,11% + Asap cair tembakau 0,17% (P7) dan Fipronil 0,11% + Asap cair tembakau 0,56% (P8). Parameter pengamatan adalah mortalitas ulat grayak, tingkat keberhasilan larva yang menjadi pupa dan tingkat keberhasilan pupa yang menjadi imago. Hasil pengamatan penelitian yang didapatkan akan dianalisis dengan secara statistik menggunakan uji F, dan bila hasil ragam berbeda nyata (F hitung > F tabel 5% dan 1%) maka akan dilakukan uji lanjut dengan uji beda nyata terkecil (BNT) taraf 5%. Hasil penelitian adalah konsentrasi campuran asap cair tembakau dan fipronil terbaik terdapat pada konsentrasi asap cair tembakau 0,17% dan fipronil 0,08% terhadap jumlah kematian larva dengan persentase mortalitas larva (71,11%), fiprinol 0,11% terhadap jumlah larva, konsentrasi asap cair tembakau 0,08% dan konsentrasi asap cair tembakau 0,17% dan fipronil 0,11% persentase pupa menjadi imago. | en_US |