Show simple item record

dc.contributor.authorHendri, F
dc.contributor.authorAstutik, A
dc.contributor.authorFikrinda, W
dc.date.accessioned2023-02-25T03:20:05Z
dc.date.available2023-02-25T03:20:05Z
dc.date.issued2023-02-28
dc.identifier.urihttps://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/2438
dc.description.abstractCabai merah (Capsicum annuum L.) ialah jenis tanaman hortikultura yang mempunyai tingkat jual pasar yang cukup potensial. Kebutuhan cabai di Indonesia seiring berjalannya waktu dan bertambahnya jumlah penduduk maka produksi cabai besar harus ditingkatkan lagi. Sehingga, pemulia tanaman harus melakukan kegiatan pemuliaan, cara yang dapat dilakukan dalam mendapatkan varietas yang lebih baik dan tahan terhadap kondisi lingkungan serta hama dan penyakit, salah satunya dengan melakukan mutasi. Kolkisin ialah senyawa kimia yang dapat menghasilkan tanaman poliploidi, dengan cara menghambat pembelahan sel. Hal ini akan mengakibatkan penggandaan kromosom pada tanaman sehingga tidak terjadi pemisahan kromosom saat anaphase, dengan pemberian kolkhisin diharapkan akan menghasilkan tanaman poliploid. POC Hantu merupakan bahan yang memiliki kandungan senyawa organik seperti protein/asam amino serta zat-zat yang dibutuhkan tanaman. POC Hantu dapat mempercepat perkembangan dan meningkatkan produktivitas tanaman. Penelitian ini memiliki tujuan supaya bisa menentukan konsentrasi kolkisin dan POC Hantu yang tepat dalam meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.). Penelitian dilakukan di Greenhouse Jalan Telaga Warna Blok D, Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdapat dua (2) faktor yaitu : Faktor 1 adalah Kolkisin (K) terdiri dari : Ko (tanpa kolkisin), K1 (kolkisin 15 %) dan K2 (kolkisin 30%). Faktor 2 ialah dosis POC Hantu (P) terdiri dari : Po (tanpa perlakuan pupuk), P1 (1,5 ml/liter) dan P2 (3,0 ml/liter). Variabel pengamatan meliputi Tinggi tanaman (cm), Jumlah daun (helai), Jumlah cabang (cabang), saat muncul bunga (hari), Jumlah buah, Bobot buah (gram), Diameter buah (mm), Panjang buah (cm), Jumlah biji, Bobot basah tanaman (gram), Bobot kering tanaman (gram), Hasil (ton/ha) dan Warna buah. Data hasil pengamatan akan dilanjutkan dengan uji Analisis of varians untuk mendapatkan hasil interaksi perlakuan, jika terdapat beda nyata maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan Kolkisin dengan konsentrasi 15-30% mampu menghambat pertumbuhan tanaman cabai, penampilan fenotip tanaman cabai menjadi berubah hal ini diperoleh pada perlakuan 30% Kolkisin dan 3,0 ml/l POC Hantu (K2P2) dengan tinggi tanaman menjadi lebih pendek, daun sedikit, cabang produktif sedikit dan biji pada buah menurun. POC Hantu mampu memberi pengaruh pada tinggi tanaman, daun tanaman, dan cabang produktif. Hasil terbaik diperoleh tanpa Kolkisin dengan POC Hantu 1,5 ml/l (K0P1) dengan tinggi tanaman yaitu 88,53 cm, jumlah daun sebanyak 99,57 helai, dan jumlah cabang sebanyak 35,20 cabang/tan pada umur 10 minggu. Konsentrasi Kolkisin berpengaruh terhadap jumlah biji. Kolkisin15-30% menurunkan jumlah biji menjadi 42,66-53 biji. Kolkisin konsentrasi 30% menghasilkan warna cabai merah lebih cerah berbeda dengan perlakuan lainnya.en_US
dc.description.sponsorshipYayasan Bina Patria Nusantaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewien_US
dc.subjectCabai Merah, Kolkisin, Pupuk organik cair (Hantu)en_US
dc.titlePengaruh Konsentrasi Kolkisin dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabai Merahen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0715066301
dc.identifier.nidnNIDN0711018901
dc.identifier.nimNIM2018330085
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI54211#AGROTEKNOKOGI


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Skripsi [201]
    Skripsi Mahasiswa Program Studi S1 Agroteknologi

Show simple item record