dc.description.abstract | Di Indonesia, tanaman Chrysanthemum indicum L. kerisan merupakan salah satu tanaman hias yang sangat populer. karena cantik dan menarik serta memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kapasitas penyediaan bibit perlu dibarengi dengan permintaan bunga krisan yang terus meningkat. Penambahan zat pengatur tumbuh pada prosedur kultur jaringan untuk perbanyakan tanaman krisan diharapkan dapat menghasilkan benih krisan yang seragam, dalam jumlah besar, dan unggul secara genetik, yang mampu mengatasi masalah yang terkait dengan jaringan in vitro. Penelitian ini berusaha untuk menentukan jumlah NAA dan BA yang ditambahkan pada media MS untuk mendapatkan pucuk krisan terbaik (Chrisanthemum Sp).
Pada bulan September hingga Desember 2020, penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Bunga Krisan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Dalam penelitian dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) ini, digunakan dua faktorial. Konvergensi NAA (0,5, 1,0, dan 1,5 mg/l) adalah variabel utama, diikuti oleh pengelompokan BA (0,5, 1,0, dan 1,5 mg/l). Inisiasi tuna, jumlah tuna, jumlah daun, tinggi tuna, proporsi eksplan hidup, dan proporsi eksplan terkontaminasi merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur multiplikasi krisan. Uji beda signifikan terkecil (LSD) dan ANOVA digunakan dalam analisis data.
Hasil penelitian pada awal pertumbuhan tuna, konsentrasi NAA dan BA ditemukan berinteraksi dengan jumlah daun yang diamati pada minggu keenam. Dengan nilai rata-rata 3,33 hari, interaksi antara 0 mg/l NAA dan 1,0 mg/l BA adalah yang paling berhasil. Secara terpisah, jumlah daun dan tinggi tuna pada minggu ke-4 dan ke-6 dapat dipengaruhi oleh konsentrasi NAA. | en_US |