Waktu Pemberian dan Dosis Pupuk N (Urea) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea, L)
Abstract
Kacang tanah merupakan tanaman gandum atau buncis terbesar kedua setelah kedelai di Indonesia. Tumbuhan ini bermula dari Benua Amerika, tepatnya dari Brazil (Amerika Latin), namun kini telah menyebar ke seluruh dunia dengan nuansa tropis atau subtropis. Republik Rakyat Cina dan India adalah pembuat jagung terbesar di dunia. Sebagai hasil panen yang dikembangkan, lahan jagung terutama mengumpulkan biji-bijian yang kaya akan protein dan lemak. (Bukhari et al., 2020). Kompos Urea merupakan pelengkap utama bagi tanaman, khususnya pengaturan dan perkembangan potongan vegetatif tanaman, seperti daun, batang dan akar. Motivasi di balik penelitian ini adalah untuk menentukan dampak dari waktu dan pengukuran pupuk Urea yang ideal terhadap pengembangan dan pembuatan tanaman kacang. Eksplorasi ini dilakukan dalam waktu yang cukup lama, mulai Juli hingga Agustus 2021 di manor desa Landungsari. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik uji coba dengan rancangan acak kelompok (RAK). Perlakuan utama adalah jam penggunaan pupuk Urea yang terdiri dari: W1 (aplikasi kompos pada saat tanam), W2 (aplikasi kompos pada 30 HST), perlakuan selanjutnya adalah porsi pupuk Urea yang terdiri dari D1 (2 D1: 200 kg ha). -1 (sebanding dengan 1,80 g pol-1), D2 (D2: 250 kg ha-1 (identik dengan 2,25 g pol-1), D3 300 kg ha-1 (sebanding dengan 2,70 g pol-1) D4: 350 kg ha-1 (identik dengan 3,15 g pol-1). Parameter yang diamati meliputi: tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, jumlah cabang, bobot segar polong, bobot kering polong. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analysis of variance (ANOVA) dan apabila terdapat perbedaan nyata antar perlakuan, maka dapat dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Dan hasilnya sangat menunjukkan bahwa lama perlakuan aplikasi urea tidak berpengaruh terhadap bobot segar polong tanaman kacang tanah. Pemupukan urea dengan dosis D4 (3,15 g pol-1) mampu meningkatkan bobot segar polong sebesar 75,43 g, berbeda dengan D1 (1,80 g pol-1) yang memiliki hasil terendah yaitu 52,76 g.
Collections
- Skripsi [201]