Show simple item record

dc.contributor.authorLendu, E
dc.contributor.authorAgastya, IMI
dc.contributor.authorAnggarbeni, SR
dc.date.accessioned2023-08-22T07:13:41Z
dc.date.available2023-08-22T07:13:41Z
dc.date.issued2023-08-29
dc.identifier.urihttps://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/3040
dc.description.abstractLahan yang tidak efektif akan diusahakan seminimal mungkin. Karena karakteristik tanah, lingkungan itu sendiri, atau keduanya, tanah yang tidak penting ini memiliki potensi yang buruk untuk perkembangan tanaman. Seluruh Indonesia, termasuk Sumatera, Sulawesi, Papua, dan Jawa hampir tidak memiliki daratan. Di Indonesia, tanah ultisol yang juga dikenal sebagai tanah podsolik merah kuning (PMK) merupakan jenis tanah yang paling tidak dibatasi. Pengelolaan lahan marjinal dilakukan untuk menyediakan hasil pertanian yang dibutuhkan. Jagung manis merupakan produk hortikultura yang umum di kalangan penduduk perkotaan karena memiliki rasa manis, enak, banyak karbohidrat, dan sedikit protein atau lemak. Mikoriza VAM digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman pada kondisi tanah yang kurang baik. Untuk menentukan berapa banyak mikoriza Vam yang harus diberi perlakuan dengan jagung manis, penelitian ini mengkaji bagaimana mikoriza Vam mempengaruhi perkembangan Zea mays saccaharatasturt L. di tanah marjinal. Tes ini dipesan pada Januari 2023. Dilaksanakan di Wagir, Kabupaten Malang, yang terletak di ketinggian sekitar 540 meter di atas permukaan laut. Penelitian Rancangan Acak Kelompok (RAK) menggunakan tujuh dosis mikoriza arbuskula, sebagai berikut: M0 sebagai kontrol dan kekurangan mikoriza arbuskula; M1 5 g/tanaman, M2 10 g/tanaman, M3 15 g/tanaman, M4 20 g/tanaman, M5 25 g/tanaman, dan M6 30 g/tanaman. Tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat tongkol, lebar tongkol, berat kastanye, berat brangkasan kering, dan cemaran mikoriza semuanya diukur. Data yang diamati akan digunakan dalam penelitian fluktuasi untuk menentukan efek komunikasi terapi. Dalam hal terdapat kontras yang signifikan, maka dilakukan uji beda signifikan terkecil pada taraf 5%. Meskipun perlakuan benih VAM mikoriza memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pertumbuhan tanaman di lahan marjinal, hal itu berdampak kecil terhadap hasil jagung manis. Tanaman ini memiliki tinggi 58,78 cm, rata-rata daun 5,60, dan diameter batang 7,67 cm2. Hasil terbesar diperoleh dengan komponen mikoriza VAM pada 30 g per tanaman (M6), batas pertumbuhan tanaman. Berat tongkol dalam gram, berat brangkasan kering dalam gram, ukuran tongkol dalam milimeter, atau berat tongkol dalam gram tidak dipengaruhi secara nyata oleh komponen mikoriza VAM.en_US
dc.description.sponsorshipYayasan Bina Patria Nusantaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewien_US
dc.subjectSeed Treatment, Mikoriza Vam, Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis, Zea Mays Saccaharata Sturt Len_US
dc.titlePengaruh Seed Treatment Menggunakan Mikoriza Vam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea Mays Saccaharata Sturt L.) Pada Lahan Marginalen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0701078903
dc.identifier.nidnNIDN0706019001
dc.identifier.nimNIM2018330029
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI54211#AGROTEKNOLOGI


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Skripsi [201]
    Skripsi Mahasiswa Program Studi S1 Agroteknologi

Show simple item record