dc.description.abstract | Peningkatan produksi jagung bertujuan untuk mencapai swasembada jagung dalam jangka panjang. Namun, masih banyak kendala dan kekhawatiran, seperti kegagalan produsen jagung untuk melakukan pemupukan berimbang secara memadai dan menyeluruh. Pupuk kotoran sapi diolah dari kotoran sapi padat dan cair yang telah dicampur dengan sisa makanan dan bahan kotoran lainnya. Dengan pemberian berbagai jenis dan dosis pupuk kandang sapi, kualitas fisik, kimia, dan biologi tanah, serta porositas dan permeabilitas tanah dapat ditingkatkan. Penelitian ini dilakukan di kawasan pedesaan Desa Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang yang terletak pada ketinggian 440 hingga 667 meter. Pada bulan September hingga November 2021, penelitian ini akan dilakukan selama tiga bulan. Tiga ulangan RAK Faktorial digunakan dalam penelitian ini. Perlakuan pertama meliputi pemberian dosis NPK yang memiliki empat taraf yaitu 2,5 gram per tanaman (N1), 2,25 gram per tanaman (N2), 2 gram per tanaman (N3), dan 1,75 gram per tanaman (N4). Perlakuan kedua menggunakan pupuk organik yang memiliki dua taraf masing-masing kotoran sapi (P1) dan kotoran kambing (P2). Tinggi tanaman (dalam cm), jumlah daun (dalam helai), berat tongkol dengan sekam (dalam gr), panjang tongkol (dalam cm), berat tongkol tanpa sekam (dalam gr), dan produktivitas (ton/ha) adalah variabel-variabelnya untuk observasi. Berdasarkan hasil penelitian, tidak terlihat adanya perubahan hasil per petak, tinggi tanaman, jumlah daun, bobot brangkasan kering, bobot tongkol dengan tongkol, bobot tongkol tanpa tongkol, dan panjang tongkol saat pemberian berbagai dosis pupuk NPK. Parameter jumlah daun 65 HST N3P2 dengan 10,33 helai, parameter tinggi tanaman jagung N3 dengan 6,83 cm, parameter panjang tongkol tanpa sekam (cm) pada perlakuan N1P1 dengan 13,33 cm, parameter bobot tongkol tanpa sekam ( gr) pada perlakuan N1 sebesar 131,00 gr, dan parameter perlakuan pupuk NPK terhadap produktivitas N1 (ton/ha) sebesar 6,99 ton/ha merupakan perlakuan terbaik | en_US |