Show simple item record

dc.contributor.authorMamik, HP
dc.contributor.authorSiswanto, B
dc.contributor.authorHapsari, RI
dc.date.accessioned2023-08-22T07:46:48Z
dc.date.available2023-08-22T07:46:48Z
dc.date.issued2023-08-29
dc.identifier.urihttps://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/3060
dc.description.abstractKubis Bunga (Brassica oleracea var. botrytis L.) adalah jenis tanaman sayur – sayuran yang tergolong ke dalam famili Brassicaceae. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi nasional kubis bunga pada tahun 2021 sebesar 1,43 juta ton. Peningkatan produksi kubis bunga masih mengalami masalah dalam pemupukan yang mana kebutuhan terhadap pupuk anorganik yang semakin meningkat. Inceptisol termasuk kedalam jenis tanah muda yang belum mengalami perkembangan horizon pada profilnya dengan total penyebaran di Indonesia, yaitu sebesar 70.,52 juta hektar (ha) atau 37,5,% dari kawasan pulau Indonesia. Nilai P-potensial yang terkandung pada Inceptisol tergolong tinggi sampai rendah,, dengan keasaman tanah masam hingga agak masam (pH 4,6 - 5,5) serta nilai C-organik sedikit hingga banyak. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menaikan P dan pH tanah pada Inceptisol, salah satunya yaitu melakukan pengapuran dan pemberian pupuk organik (cair atau padat). Tujuan dilakukannya percobaan ini untuk mengetahui efek aplikasi dolomit dan POC rebung bambu terhadap sifat kimia tanah serta produksi tanaman kubis bunga (Brasica oleracea var. botrytis L) pada Inceptisol. Percobaan ini dilakukan di Desa Tegal Gondo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Penelitian ini dimulai dari bulan Agustus – November 2022. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua variabel, variabel ke satu yaitu takaran dolomit (K) dan variable kedua adalah takaran POC rebung bambu (P). Terdiri dari 9 perlakuan yakni: K1P1(2t/ha dan 50 ml/tanaman), K1P2(2 t/ha dan 100 ml/tanaman), K1P3(2 t/ha dan 150 ml/tanaman), K2P1(4 t/ha dan 50 ml/tanaman), K2P2, (4 t/ha dan 100 ml/tanaman), K2P3(4 t/ha dan 150 ml/tanaman), K3P1(6 t/ha dan 50 ml/tanaman), K3P2(6 t/ha dan 100 ml/tanaman), K3P3(6 t/ha dan 150 ml/tanaman), tiap perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali. Dolomit diinkubasi bersama tanah berdasarkan perlakuan masing-masing selama 2 minggu, POC rebung bambu diaplikasikan ke tanaman ketika tanaman berusia 7, 21, dan 35 hs. Variabel observasi meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, hari bunga timbul, diameter bunga, berat basah bunga, produksi tanaman, bobot segar brangkasan, bobot kering brangkasan, panjang akar, analisis P total dan pH tanah sebelum tanam dan sesudah panen. Analisis data yang digunakan yaitu ANOVA (Analisis of Varians), jika ada perbedaan yang signifikan antara perlakuan, kemudian analisis lanjut dengan uji beda nyata terkecil (BNT)pada taraf 5%. Hasil pengamatan membuktikan adanya interaksi antara pemberian 4 t/ha dolomit dan 100 ml/tanaman POC rebung bambu terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, hari muncul bunga dan diameter bunga pada tanaman kubis bunga. Berdasarkan analisis statistik, pada parameter pengamatan berat segar bunga dan produksi tanaman menunjukan hasil yang positif, namun berat bunga dan produksi tanaman masih dibawah rekomendasi varietas yang dijadikan sebagai rujukan untuk melakukan penelitian ini. Pemberian dolomit dengan dosis 4 t/ha atau setara dengan 1200 g/plot mampu menaikan pH dan P total tanah pada Inceptisol. Kubis Bunga (Brassica oleracea var. botrytis L.) adalah jenis tanaman sayur – sayuran yang tergolong ke dalam famili Brassicaceae. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi nasional kubis bunga pada tahun 2021 sebesar 1,43 juta ton. Peningkatan produksi kubis bunga masih mengalami masalah dalam pemupukan yang mana kebutuhan terhadap pupuk anorganik yang semakin meningkat. Inceptisol termasuk kedalam jenis tanah muda yang belum mengalami perkembangan horizon pada profilnya dengan total penyebaran di Indonesia, yaitu sebesar 70.,52 juta hektar (ha) atau 37,5,% dari kawasan pulau Indonesia. Nilai P-potensial yang terkandung pada Inceptisol tergolong tinggi sampai rendah,, dengan keasaman tanah masam hingga agak masam (pH 4,6 - 5,5) serta nilai C-organik sedikit hingga banyak. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menaikan P dan pH tanah pada Inceptisol, salah satunya yaitu melakukan pengapuran dan pemberian pupuk organik (cair atau padat). Tujuan dilakukannya percobaan ini untuk mengetahui efek aplikasi dolomit dan POC rebung bambu terhadap sifat kimia tanah serta produksi tanaman kubis bunga (Brasica oleracea var. botrytis L) pada Inceptisol. Percobaan ini dilakukan di Desa Tegal Gondo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Penelitian ini dimulai dari bulan Agustus – November 2022. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua variabel, variabel ke satu yaitu takaran dolomit (K) dan variable kedua adalah takaran POC rebung bambu (P). Terdiri dari 9 perlakuan yakni: K1P1(2t/ha dan 50 ml/tanaman), K1P2(2 t/ha dan 100 ml/tanaman), K1P3(2 t/ha dan 150 ml/tanaman), K2P1(4 t/ha dan 50 ml/tanaman), K2P2, (4 t/ha dan 100 ml/tanaman), K2P3(4 t/ha dan 150 ml/tanaman), K3P1(6 t/ha dan 50 ml/tanaman), K3P2(6 t/ha dan 100 ml/tanaman), K3P3(6 t/ha dan 150 ml/tanaman), tiap perlakuan dilakukan sebanyak 3 kali. Dolomit diinkubasi bersama tanah berdasarkan perlakuan masing-masing selama 2 minggu, POC rebung bambu diaplikasikan ke tanaman ketika tanaman berusia 7, 21, dan 35 hs. Variabel observasi meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, hari bunga timbul, diameter bunga, berat basah bunga, produksi tanaman, bobot segar brangkasan, bobot kering brangkasan, panjang akar, analisis P total dan pH tanah sebelum tanam dan sesudah panen. Analisis data yang digunakan yaitu ANOVA (Analisis of Varians), jika ada perbedaan yang signifikan antara perlakuan, kemudian analisis lanjut dengan uji beda nyata terkecil (BNT)pada taraf 5%. Hasil pengamatan membuktikan adanya interaksi antara pemberian 4 t/ha dolomit dan 100 ml/tanaman POC rebung bambu terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, hari muncul bunga dan diameter bunga pada tanaman kubis bunga. Berdasarkan analisis statistik, pada parameter pengamatan berat segar bunga dan produksi tanaman menunjukan hasil yang positif, namun berat bunga dan produksi tanaman masih dibawah rekomendasi varietas yang dijadikan sebagai rujukan untuk melakukan penelitian ini. Pemberian dolomit dengan dosis 4 t/ha atau setara dengan 1200 g/plot mampu menaikan pH dan P total tanah pada Inceptisol.en_US
dc.description.sponsorshipYayasan Bina Patria Nusantaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewien_US
dc.subjectInceptisol, Dolomit, POC, Kubis Bungaen_US
dc.titleAplikasi Dolomit dan Pupuk Organik Cair Rebung Bambu Terhadap Produksi Tanaman Kubis Bunga (Brassica Oleracea Var. Botrytis L.) Pada Inceptisolen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN8896710016
dc.identifier.nidnNIDN0705028201
dc.identifier.nimNIM2018330086
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI54211#AGROTEKNOLOGI


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Skripsi [201]
    Skripsi Mahasiswa Program Studi S1 Agroteknologi

Show simple item record