Show simple item record

dc.contributor.authorWora, Y
dc.contributor.authorLestari, SU
dc.contributor.authorArifin, Z
dc.date.accessioned2023-08-22T07:53:07Z
dc.date.available2023-08-22T07:53:07Z
dc.date.issued2023-08-29
dc.identifier.urihttps://rinjani.unitri.ac.id/handle/071061/3064
dc.description.abstractUmur panen dan varietas ubi jalar merupakan faktor yang penting dalam menentukan produktivitas ataupun produksi pada budidaya tanaman ubi jalar. Tujuan dari penelitian untuk mengevaluasi pengaruh umur panen terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa klon ubi jalar. Tempat pelaksanaan penelitian di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang, pada bulan Pebruari-Agustus 2019. Rancangan Percobaan yang diguna Split Plot dengan dua faktor, meliputi umur panen dan klon-klon ubi jalar. Umur panen ditempatkan sebagai petak utama (main plots) dan klon ubi jalar ditempatkan sebagai anak petak (sub plots). Umur panen terdiri dari 5 taraf: P1 = 3,5 bulan, P2 = 4 bulan, P3 = 4,5 bulan, P4 = 5 bulan, dan P5 = 6 bulan. Klon ubi jalar terdiri dari A: B1S OP-61-♂-13, B: B1S-OP-61-OP-22, dan C: 73-6/2. Ukuran petak lahan percobaan 5m x 3m , terdiri dari 4 gulud, dengan jarak tanam 25 cm dalam baris, sehingga setiap gulud terdiri dari 12 stek tanaman atau 48 stek tanaman per petak percobaan. Masing-masing petak percobaan diberikan pupuk dasar 300 kg NPK/Ha (15 15 15) + 100 kg KCl + bahan organik dengan dosis 10 t/ha. Pupuk Ponska dan KCl diberikan dua kali, pertama pada umur 7 hst (100 kg Ponska + 30 kg KCl) dan kedua pada umur 45 hst (200 kg Ponska + 70 kg KCl). Pupuk organik diberikan pada saat tanam, dilakukan dengan cara ditabur merata di setiap guludan. Parameter yang diamati meliputi komponen pertumbuhan dan komponen hasil tanaman klon ubi jalar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada komponen pertumbuhan tanaman ubi jalar, umur panen hanya berpengaruh terhadap % bobot kering brangkasan serta bobot kering biomassa, sedangkan klon ubi jalar yang dievaluasi hanya berbeda pada bobot kering brangkasannya saja. Persentase (%) bobot kering brangkasan sudah mencapai maksimal pada umur tanam 5 – 5.5 bulan setelah tanam dan mulai menurun pada umur panen 6 bulan setelah tanam. Kedua klon uji (B1S OP-61-♂-13 dan BIS OP-61-OP-22) mempunyai penampilan pertumbuhan tanaman yang lebih rendah dari klon kontrol (73-6/2). Pada parameter komponen hasil, umur panen mempengaruhi pada bobot umbi, % bobot kering umbi, serta indeks panen. Bobot umbi masih terus meningkat sampai dengan umur tanaman 6 bulan setelah tanam, namun % bobot kering serta bobot kering umbinya sudah mulai menurun setelah umur tanam 5 bulan setelah tanam. Bahkan untuk parameter indeks panen mulai melandai pada umur 4 bulan setelah tanam. Diantara klon-klon yang dievaluasi mempunyai perbedaan keragaan komponen hasil umbinya,terutama pada jumlah umbi, bobot umbi, dan bobot kering umbi, dan tidak berbeda satu sama lain dalam parameter % bobot kering umbi dan nilai indeks panennya.en_US
dc.description.sponsorshipYayasan Bina Patria Nusantaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherFakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewien_US
dc.subjectUmur Panen, Klon, dan Umbi Jalaren_US
dc.titlePengaruh Umur Panen Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Umbi Klon Ubi Jalaren_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidnNIDN0622035801
dc.identifier.nidnNIDN0005017002
dc.identifier.nimNIM2014330102
dc.identifier.kodeprodiKODEPRODI54211#AGROTEKNOLOGI


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

  • Skripsi [201]
    Skripsi Mahasiswa Program Studi S1 Agroteknologi

Show simple item record