Rendahnya hasil belajar tindakan dan siswa pada materi IPA Perluasan Bagian di kelas V SDN Merjosari 3 menjadi pendorong pembelajaran dengan menggunakan model STAD. Hal ini karena guru tidak menggunakan metode yang melibatkan siswa sehingga mereka terlepas dari proses pembelajaran. Konsekuensinya, model STAD digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran. Kegiatan wali kelas berbasis model pembelajaran membantu tipe STAD diselesaikan dalam dua siklus. Pembiasaan menggunakan model STAD melibatkan pengumpulan data untuk melihat apakah itu efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan minat belajar matematika dalam konteks Perluasan Bagian. Dibutuhkan dua siklus untuk memahami penggunaan model STAD. Setiap siklus memiliki dua kali pertemuan. Siswa kelas V SDN Merjosari 3 Kota Malang yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan diberikan materi pembelajaran dengan pendekatan STAD. Pada bulan April 2023, selama semester pertama tahun akademik 2022–2023, model STAD mulai digunakan. Selama pendokumentasian kegiatan dan pelaksanaan, taktik pengumpulan informasi menggunakan lembar tes dan persepsi. Hasil penguasaan model STAD pada siklus primer menunjukkan bahwa meskipun skalanya masih kecil, tindakan belajar dan prestasi belajar meningkat. Dari 28 siswa, sembilan telah menyelesaikan ujian mereka sementara 19 lainnya masih mengerjakannya. Dari 28 siswa, prestasi belajar meningkat secara signifikan pada siklus II, dengan 26 siswa lulus ujian. Penggunaan model pembelajaran praktik dengan perluasan pengalaman yang tepat dapat lebih mengembangkan kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA pada mata pelajaran Perluasan Porsi di kelas V SDN Merjosari 3 Kota Malang, sesuai dengan penemuan, pemeriksaan informasi, dan penanganan informasi yang diperoleh dari penilaian nilai setiap siklus dalam pelaksanaan memahami dengan menggunakan model STAD.