Analisis Prospek Peningkatan Produksi Lada (Piper Nigrum) di Indonesia
Abstract
Lada (Piper Nigrum) adalah tanaman yang buahnya memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah sebagai penyedap pada masakan, obat-obatan seperti, antioksidan dan antibakteri (Laela dkk., 2016). Tidak hanya itu, lada juga termasuk kedalam salah satu komoditas subsektor perkebunan yang telah berkontribusi nyata bagi peningkatan devisa negara, penyedia lapangan kerja, dan sumber pendapatan petani (Media Perkebunan, 2022). dijelaskan juga bahwa, peluang atau prospek komoditas ini dapat dilihat dari potensi pasar domestik maupun pasar dunia yang cukup besar dengan semakin meningkatnya industri makanan dan obat-obatan yang menggunakan bahan baku dari lada serta meningkatnya konsumsi masyarakat dalam menggunakan lada sebagai bumbu penyedap pada makanan. Tidak hanya itu, lada merupakan komoditas pertanian yang menjadi penyumbang devisa negara terbesar keempat setelah minyak sawit, karet dan kopi.
Indonesia adalah salah satu satu negara penghasil dan sekaligus pengekspor utama lada dunia, adapun bentuk dan jenis lada Indonesia yang diekspor adalah sebagian besar masih dalam bentuk bubuk dan sebagian besar dalam bentuk butir, baik itu lada hitam (black pepper) maupun lada putih (Muntok white pepper). Dikatakan juga bahwa, Lada hitam yang dihasilkan di Indonesia dikenal di pasar global dengan lampung black pepper karena jenis lada ini sebagian besarnya berasal dari Lampung. Adapun lada putih dikenal sebagai Muntok white pepper yang sebagian besar dihasilkan oleh provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Adapun kontribusi Indonesia sebagai negara eksportir utama lada dunia mencapai 29% dari total kebutuhan pasar dunia atau terbesar kedua setelah Vietnam (Laela dkk. 2016). Menurut Kementerian Pertanian (2015), Pada tahun 2000 Indonesia mampu menduduki posisi pertama dunia dalam jumlah ekspor, namun pada tahun 2001 posisi Indonesia digantikan oleh negara Vietnam yang menempatkan negara Indonesia sebagai negara eksportir terbesar kedua dunia. Selanjutnya dijelaskan bahwa, pada tahun 2006 Indonesia kembali turun menjadi negara eksportir terbesar ketiga dan digantikan oleh negara Brazil yang naik menduduki peringkat kedua, hingga pada tahun 2008, Indonesia kembali mengungguli jumlah ekspor Brazil dan kembali naik ke peringkat kedua, dan Sampai saat ini Indonesia masih menempati posisi kedua dalam jumlah ekspor.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui Prospek Produksi Lada (Piper nigrum) di Indonesia, untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh Indonesia dalam meningkatkan produksi lada serta untuk mengetahui dan mempertimbangkan strategi apa saja yang perlu dilakukan dalam meningkatkan produksi Lada (Piper nigrum.) di Indonesia. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier sederhana berdasarkan pada data produksi lada selama 20 tahun (1990-2021). Adapun hasil prediksi peningkatan produksi lada di Indonesia dengan menggunakan persamaan regresi Y = 59224,40 + 1043,36 (X), dimana X merupakan tahun peramalan yang dinotasikan dengan kode yaitu tahun 2023 dinotasikan dengan angka 33 dan seterusnya hingga tahun 2050 yang dinotasikan dengan kode 60. Dari data diatas produksi tahun 2023-2050 mengalami peningkatan secara signifikan. Dimana pada tahun 2023 produksi lada Indonesia diperkirakan mencapai 1.988.836,08 ton dan diperkirakan pada tahun 2050 produksi lada di Indonesia mencapai 3.616.065,60 ton.
Collections
- Skripsi [231]