Analisis Pendapatan Usahatani Mentimun di Desa Tumpang Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang
Abstract
Tanaman mentimun dapat tumbuh dimana saja di Indonesia. Pemusatan tanaman mentimun berada di wilayah Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bengkulu, dan Kalimantan Barat (Saputra et al., 2022). Produktivitas mentimun Jawa Timur meningkat drastis antara tahun 2017 dan 2021, masing-masing meningkat sebesar 16,18 ton/ha, 14,55 ton/ha, 14,71 ton/ha, 13,66 ton/ha, dan 17,04 ton/ha. Dengan tingkat efisiensi 37,4 ton/ha (BPS Kab), Tumpang Tindih menghasilkan teripang terbanyak di Kabupaten Malang. Malang, tahun 2022. Penyebab rendahnya nilai mata pencaharian peternak antara lain kurangnya pemahaman tentang investigasi upah, yang menyebabkan kurangnya penguasaan, terbatasnya lahan untuk digarap, dan posisi stok peternak yang semakin rapuh..
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui upah dan biaya yang terkait dengan budidaya ketimun di Kota Tumpang, Lokal Tumpang, dan Peraturan Malang. Strategi analitis adalah strategi kuantitatif dan deskriptif. Usahatani mentimun biasanya memiliki total biaya tetap sebesar Rp, yang meliputi pengeluaran tetap seperti biaya sewa dan biaya penggantian peralatan. 7.244.796/Ha/MT, serta biaya variabel, seperti yang terkait dengan tenaga kerja, benih, kompos, dan penyedotan lumpur, dengan rata-rata biaya elemen langsung sebesar Rp. 26.004.870/Ha/MT. Dengan demikian, Rp 33.249.666/Ha/MT adalah rata-rata total biaya pengembangan mentimun di Kota Tumpang. Mentimun ditanam di bawah bimbingan perbanyak uji di wilayah studi, dan diketahui bahwa setiap penggarap menerima pembayaran rata-rata sebesar Rp. 39.079.755 per ha dan 32.566 kg. Biasanya petani mentimun mendapatkan Rp 5.830.089/Ha/MT di Kota Tumpang. Tanaman mentimun dapat tumbuh dimana saja di Indonesia. Pemusatan tanaman mentimun berada di wilayah Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bengkulu, dan Kalimantan Barat (Saputra et al., 2022). Produktivitas mentimun Jawa Timur meningkat drastis antara tahun 2017 dan 2021, masing-masing meningkat sebesar 16,18 ton/ha, 14,55 ton/ha, 14,71 ton/ha, 13,66 ton/ha, dan 17,04 ton/ha. Dengan tingkat efisiensi 37,4 ton/ha, Tumpang Tindih menghasilkan teripang terbanyak di Kabupaten Malang (BPS Kab. Malang, 2022). Penyebab rendahnya nilai gaji peternak antara lain kurangnya pemahaman tentang pemeriksaan gaji, yang menyebabkan kurangnya penguasaan, terbatasnya lahan untuk ditanami, dan kondisi stok yang semakin genting.
Untuk menentukan upah dan biaya yang terkait dengan pengembangan mentimun di Kota Tumpang, Daerah Tumpang, dan Peraturan Malang adalah tujuan dari penelitian ini. Pendekatan analitis adalah metode kuantitatif dan deskriptif. Rata-rata biaya tetap menanam ketimun adalah Rp, dan angka ini sudah termasuk biaya tetap seperti biaya sewa dan harga penggantian peralatan. 7.244.796/Ha/MT, dan biaya variabel seperti yang terkait dengan tenaga kerja, benih, kompos, penyedotan lumpur, dan harga lainnya, dengan rata-rata biaya elemen langsung sebesar Rp. 26.004.870/Ha/MT. Hasilnya, rata-rata total biaya pengembangan mentimun di Kota Tumpang adalah Rp 33.249.666/Ha/MT. Menanam ketimun dengan bantuan pembibit uji di wilayah studi mengungkapkan bahwa rata-rata pembayaran untuk setiap peternak adalah Rp. 39.079.755 /Ha/MT. 32.566 kg. Petani mentimun biasanya mendapat penghasilan Rp 5.830.089 per hektar dan metrik ton di Kota Tumpang.
Collections
- Skripsi [231]