Sayuran merupakan salah satu produk sub-sektor hortikultura yang berperan penting dalam menumbuhkan perekonomian atau pendapatan petani, karena perkembangannya yang signifikan. Salah satunya adalah lombok merah keriting. Kecamatan Karangploso merupakan kecamatan yang menjadi sentra produksi lombok merah yang signifikan. Salah satu desa di kecamatan tersebut, yaitu Desa Bocek, pernah memproduksi lombok merah sebanyak 1.650 ton pada tahun 2017. Hanya saja, persoalan yang sering dikeluhkan petani adalah fluktuasi harga, sehingga mempengaruhi pendapatan petani. Faktor lainnya adalah luas lahan, hasil produksi, dan biaya produksi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis tingkat pendapatan, kelayakan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani lombok merah keriting di Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kuantitatif dengan populasi sebanyak 207 petani dan sampel sebanyak 37 petani yang ditentukan melalui simple random sampling. Data penelitian ini dikumpulkan selama 2 bulan (dari 20 Desember 2022 – 19 Februari 2023) melalui instrumen kuesioner dan dianalisis dengan rumus penerimaan (total revenue = produksi yang diperoleh x harga jual), rumus biaya produksi (total cost = fixed cost + variabel cost), rumus pendapatan (pendapatan = total revenue – total cost), dan rumus kelayakan (R/C). Hasil penelitian menyatakan rata-rata tingkat pendapatan usahatani lombok merah keriting di lokasi penelitian sebesar 129.609.150 per tahun. Hal itu didapatkan dari rata-rata total penerimaan sebesar 178.647.297 dan rata-rata total biaya produksi sebesar 49.038.147 per musim atau per tahun. Selanjutnya, hasil penilaian kelayakan usahatani ini dinyatakan layak berdasarkan nilai rasio penerimaan dan biaya produksi sebesar 3,64 > 1. Kemudian, ada empat faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani lombok merah keriting di Desa Bocek yaitu: luas lahan, harga jual, biaya produksi dan hasil produksi.