Pengaruh Pupuk Kotoran Ayam dan Pupuk Npk Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jahe Putih (Zingiber Officinale Var Amarum)
Abstract
Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman rempah yang tumbuh berupa rimpang berwarna coklat dengan kulit tebal dan beraroma harum. Aromanya menyengat. Pada tahun 2018, kebutuhan jahe sebanyak 57.467,09 ton, termasuk perusahaan obat tradisional kecil (Kementerian Pertanian, 2019). Upaya untuk meningkatkan produktivitas dan hasil panen jahe terus dilakukan oleh para petani, salah satunya dengan penggunaan pupuk berimbang yaitu campuran pupuk organik dan anorganik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang ayam dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jahe putih. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Desember 2022 di Desa Landungsari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan teknik Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua komponen dan tiga ulangan. A1 (sepuluh ton per hektar, atau 1,92 kg per petak), A2 (20 ton per hektar, atau 3,84 kg per petak), dan A3 (30 ton per hektar, atau 5,76 kg per petak) merupakan Faktor 1. N1: 200 kg/ha sama dengan 38,4 g per petak, N2: 400 kg/ha sama dengan 76,8 g per petak, dan N3: 600 kg/ha sama dengan 115,2 g per petak. Dosis pupuk NPK menjadi faktor nomor dua. Variabel yang diamati meliputi jumlah tunas atau tanaman, tinggi tanaman, bobot segar rimpang, bobot segar brangkasan, persen bobot kering rimpang, persen bobot kering brangkasan, bobot kering rimpang, bobot kering brangkasan, bobot kering biomassa, indeks panen, dan hasil. Data observasi dievaluasi menggunakan analisis varians (ANOVA). Apabila hasil pengujian menunjukkan adanya pengaruh yang cukup besar, dilakukan pengujian lanjutan (BNT) pada taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara jumlah pupuk kandang ayam dan pupuk NPK dengan perkembangan jumlah tunas (12 dan 14 MST), tinggi tanaman (6, 8 dan 14 MST), % berat kering rimpang, dan berat kering. rimpang. Dibandingkan dengan A3N2, A3N1, dan A2N1, “A3N3” (atau 300 kg/ha kotoran ayam ditambah 600 kg/ha pupuk NPK) menghasilkan pertumbuhan (jumlah tunas) yang paling baik. Untuk pengolahan kotoran ayam, hasil optimal (berat basah rimpang) adalah 30 ton/ha atau 20 ton/ha.
Collections
- Skripsi [201]