Pengaruh Media Tanam dan Frekuensi Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus)
Abstract
Sejak tahun 2016 hingga 2018, produksi jamur di Indonesia bervariasi. Sementara itu, karena jamur merupakan bahan pangan alternatif yang diminati dan menjanjikan bagi petani, permintaan masyarakat terhadap jamur pun meningkat, menurut BPS (2019). Peningkatan budidaya jamur tiram perlu dilakukan, salah satu kuncinya adalah ketersediaan substrat sebagai energi pada media tanam. Selain kebutuhan nutrisi media, kelembaban dan suhu yang tidak sesuai juga merupakan salah satu faktor penting karena dapat menyebabkan kematian pada miselium. Untuk mengatasinya permasalahan diperlukan tindakan yang tepat, antara lain pemberian nutrisi pada media tanam untuk meningkatkan kelangsungan hidup jamur tiram serta menjaga kestabilan suhu dan kelembaban (frekuensi pemberian air). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kombinasi pengaruh media tanam dan frekuensi pemberian air terhadap pertumbuhan dan produksi jamur tiram putih.
Penelitian ini sudah dilakukan di rumah produksi milik warga yang berlokasi di Desa Wonorejo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang pada bulan April sampai Agustus 2022. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor dan tiga (3) ulangan, Faktor 1 : Komposisi media tanam yaitu : K1 = serbuk kayu 80%+cocopet 0%+bekatul 15%+kapur 5%, K2 =serbuk kayu 70%+cocopet 10%+bekatul 15%+kapur 5%, K 3 =serbuk kayu 60%+cocopet 20%+bekatul 15%+kapur 5%, K4 =serbuk kayu 50% cocopet 30%+bekatul 15%+kapur 5% dan K5 =serbuk kayu 40%+cocopet 40%+bekatul 15%+kapur 5%. Faktor 2 :Konsentrasi pemberian air yaitu :A1= Frekuensi pemberian air 3X/ hari dan A2=Frekuensi pemberian air 2X/ hari. Variabel pengamatan yaitu: pertumbuhan miselium, diameter tudung jamur, jumlah tubuh jamur dan berat basah jamur. Data hasil pengamatan dilakukan Analisis Of Varians (ANOVA), jika ada yang menunjukan perbedaan nyata, maka akan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.
Terdapat interaksi perlakuan komposisi media serta frekuensi pemberian air terhadap parameter pertumbuhan miselium 3 dan 4 MSI, diameter tudung panen II dan jumlah tubuh buah panen III. Perlakuan komposisi media K3 memberikan pengaruh nyata terhadap berat basah jamur yaitu dengan hasil terberat 275,75 g dan perlakuan K5 menunjukkan pengaruh nyata terhadap jumlah tubuh jamur yaitu 6,79 pada panen II dan diameter tudung yaitu 81,99 mm pada panen III. Frekuensi pemberian A1 dan A2 tidak menunjukkan pengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan.
Collections
- Skripsi [201]