dc.description.abstract | Jahe merah merupakan tanaman penghasil salep dan oleoresin alami yang umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk penyedap rasa dan obat. Budidaya tanaman ini tidak sulit dilakukan dengan berbagai cara, ditanam langsung di lapangan, di pot, atau di polybag. Dengan membuat unsur hara lebih mudah tersedia bagi tanaman, PGPR dan kotoran ayam dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Penelitian ini bermaksud mengkaji pengaruh PGPR dan ekskresi ayam terhadap perkembangan vegetatif tanaman jahe merah.
Rencana Acak Pengumpulan faktorial yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua faktor dan diulang beberapa kali. Unsur primer adalah porsi PGPR (P0: P1 Kontrol: P2: 25 mililiter per liter air 50 ml/liter air; dan dosis pupuk kandang ayam kaya K1 faktor kedua: 10 ton/ha = 0,12 kg /tanaman, K2 : 20 ton/ha = 0,24 kg/tanaman, dan K3 : 30 ton/ha = 0,36 kg/tanaman Bagian PGPR digunakan untuk memercikkan benih jahe yang akan ditanam. dengan cara disemai pada bedengan yang telah disiapkan untuk ditanam sesuai dengan dosis perlakuan.Unit percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah petak berukuran 160 cm x 60 cm, ditanam dengan jarak tanam 40 cm x 30 cm, sehingga populasinya habis. per petak eksplorasi adalah 8 tanaman selain diberi perlakuan pupuk kandang, tanaman juga diberi kompos NPK dengan porsi 300 kg/ha, yang diberikan dua kali, yang pertama pada 7 hari setelah tanam (hst), dan yang kedua pada 28 hst. Batasan yang diamati pada penelitian ini adalah tinggi tanaman (cm ), jumlah daun (helai), jumlah pembalik (batang), lebar batang (mm), luas daun (mm2), berat baru tanaman (gram), berat kering tanaman (gram).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa porsi PGPR 50 ml sangat baik dalam memperluas perkembangan tanaman jahe merah pada batas tingkat tanaman, jumlah daun, jumlah pembalik, jarak antar batang, luas daun, bobot baru tanaman, dan bobot kering tanaman. Porsi kompos kotoran ayam 30 ton/ha sangat besar dengan memperluas perkembangan tanaman jahe merah pada batas tingkat tanaman, jumlah daun, jumlah pembalik, lebar batang, luas daun, berat basah tanaman, dan berat kering tanaman. , sedangkan porsi 10 ton/ha merupakan porsi paling minimal pada semua batas persepsi. | en_US |