Analisis Produksi Kacang Hijau (Vigna radiata L.) di Indonesia
Abstract
Indonesia terletak di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi. Kondisi ini menjadikan Indonesia memiliki tanah yang subur dan berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan cepat. Oleh karena itu, Indonesia dipandang sebagai negara pedesaan, yang berarti bahwa wilayah agraris memegang peranan penting dalam perekonomian masyarakat secara umum. Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan komoditas strategis karena dapat meningkatkan pendapatan dengan memanfaatkan lahan ketika komoditas lain tidak mungkin berhasil karena rendahnya kelembaban tanah. Tanaman kacang hijau ditanam hampir di setiap provinsi di Indonesia, dan berbagai varietas telah dikembangkan. Hasil pembuatan normal hanya untuk mengatasi masalah di masing-masing wilayah dan belum ditampilkan untuk mengatasi masalah pengiriman. Di pasaran, kacang hijau kusam sangat populer, namun efisiensinya masih sangat rendah—hanya 1, 76 t/ha. Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara merupakan empat wilayah Indonesia dengan luas panen kacang hijau terluas.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan produksi kacang hijau (Vigna radiata L.) Indonesia serta sejauh mana produksinya di sana. Pemeriksaan ini menggunakan strategi penyelidikan langsung yang lugas dengan mempertimbangkan informasi opsional untuk 26 tahun ke depan (2022-2048). Dari hasil prediksi, pada tahun 2022 produksi kacang hijau diperkirakan mencapai 329.233.855 dan pada tahun 2048 diperkirakan mencapai 215.568.705, penurunan jumlah produksi kacang hijau pada tahun 2048 disebabkan karena produksi kacang hijau setiap tahunnya mengalami penurunan. Apalagi dengan asumsi jumlah produksi kacang hijau di Indonesia pada tahun sebelumnya tidak berkurang dan terus meningkat, maka produksi kacang hijau di Indonesia pada tahun 2048 akan mengalami peningkatan. Dengan skenario 50%, produksi kacang hijau Indonesia diperkirakan tidak akan meningkat secara signifikan. Peningkatan produksi dengan membuat skenario kenaikan 50% menyatakan bahwa Indonesia belum memiliki peluang untuk meningkatkan nilai produksi. Dengan skenario kenaikan 50%, produksi kacang Indonesia masih sangat rendah dibandingkan negara penghasil kacang hijau dunia. Jika skenario kenaikan 50% tidak dilakukan maka yang terjadi adalah Indonesia tidak mampu memproduksi kacang hijau secara maksimal.
Collections
- Skripsi [231]