dc.description.abstract | Usaha minyak atsiri berbahan baku serai wangi dikembangkan oleh mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Inisiasi usaha bersumber dari luasnya lahan marjinal di Kota Batu terutama di Kelompok Tani Hutan Panderman (KTH) yang mengelola Area Model Konservasi Edukasi (AMKE). Salah satu tanaman yang potensial adalah serai merah, karena mudah dibudidayakan dan tidak memerlukan perawatan intensif. Upaya meningkatkan nilai tambah destilasi serai merah ini akan menyerap tenaga kerja masyarakat sekitar. Melalui pendanaan program pembinaan mahasiswa wirausaha (P2MW) tim mampu menghasilkan minyak atsiri dan skin toner, serta capaian kompetensi hard skill maupun soft skill mulai proses budidaya sampai penyulingan, pengemasan produk, pemasaran, pemanfaatan sosial media, membangun jejaring mitra. Konsumen potensial adalah seluruh masyarakat di Indonesia. Upaya meningkatkan volume penjualan dilakukan melalui media promosi baik luring (roll banner dan brosur) maupun daring (Tiktok, Instagram, dan Website). Pemasaran telah berkembang dari hanya pengunjung wisata di AMKE, hingga ke kampus-kampus, car free day, konsinyasi di apotek-apotek dan toko kelontong. Pada bulan Agustus produk terjual 24 botol, bulan September terjual 38 botol, bulan Oktober terjual 65 botol dan bulan November terjual 292 botol sehingga omset yang telah diperoleh sebesar Rp.6.116.000. Meskipun masih berskala kecil, usaha ini layak untuk dikembangkan karena NPV positif, IRR 54 %, BEP harga Rp 15.000 per botol. Total pendapatan yang diperoleh dari produk ini tercatat Rp.6.116.000 dengan laba bersih Rp.1.272.000. Volume penjualan meningkat dua kali lipat per bulan. Melalui pendanaan P2MW, tim mampu memproduksi dan menjual minyak atsiri dan skin toner, serta mendapatkan keuntungan. Selain itu, tim juga membuktikan kepada KTH bahwa produk pertanian yang bernilai rendah dapat ditingkatkan nilainya sebagai sumber pendapatan. | en_US |