dc.description.abstract | Sayuran tertentu, termasuk sawi hijau (Brassica Rapa L.) yang digunakan dalam pak choy, dihargai karena kandungan nutrisinya yang tinggi, rasanya yang lezat, dan teksturnya yang renyah. Karena memastikan tanaman mendapatkan air dan nutrisi yang cukup, media tanam sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Sawi Hijau Pakcoy juga dapat ditanam menggunakan media tanam yang berbeda, seperti kotoran sapi, arang sekam padi, dan Cocopeat (bubuk yang terbuat dari sabut kelapa). Bahasa Indonesia: Mengingat urin kelinci mengandung mineral seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan unsur mikro lainnya yang dibutuhkan tanaman, maka penggunaan pupuk organik cair juga diharapkan dapat meningkatkan perkembangan dan hasil tanaman sawi pak choy. Perkembangan tanaman sawi pakcoy (Brassica Rapa L.) dalam penelitian ini diteliti kaitannya dengan pengaruh beberapa bahan tanam dan urin kelinci. Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur menjadi lokasi penelitian yang dilaksanakan pada bulan Desember 2023 sampai dengan Januari 2024. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktorial. Faktor pertama adalah media tanam. (Arang Sekam Padi sebagai Pupuk Kandang Sapi) B0 (Kelincahan) B1 (Tanah: 1:1:1) Kotoran sapi dari cocopeat (B2); tanah:total C0, atau Faktor Dosis untuk Urin Tikus Nomor Dua. Ada tiga varietas Tanaman Kontrol: C1 (3 ml/l), C2 (6 ml/l), dan C3 (9 ml/l). Metrik pengamatan adalah tinggi tanaman (cm), luas daun (cm2), jumlah daun (daun), berat segar (g), berat kering (g), dan jumlah sayuran yang dapat dimakan (ton ha-1). Temuan menunjukkan korelasi yang signifikan antara media tanam dan tinggi serta ukuran daun tanaman pakcoy antara 21 dan 35 HST. Berdasarkan tanah, pupuk kandang, dan sekam padi, arang merupakan perlakuan yang paling efektif (B1). Karakteristik tinggi tanaman pakcoy pada 14 dan 21 HST dipengaruhi secara signifikan oleh dosis urin kelinci. Pada dosis 6 ml/L (C2), hasil terbaik terlihat | en_US |