Pengaruh Dosis Pupuk Organik Cair Urine Kelinci dan Dolomit Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kailan (Brassica Olaracea Albohlabra) Pada Inceptisol
Abstract
Tanaman sayur pedaging (Brassica oleraceae L.) merupakan salah satu anggota famili sawi-sawi (Brassicaceae). Sayuran ini cukup digemari karena memiliki cita rasa khas, yaitu agak manis, lembut, dan renyah saat dimakan. Kangkung merupakan salah satu sayuran yang mulai dibudidayakan petani Indonesia dalam jumlah besar. Tanaman kangkung termasuk dalam daftar sayuran dengan masa panen yang singkat karena harganya yang terjangkau dan menjadi pilihan bagi petani. Kasus ini menegaskan pentingnya upaya untuk menanam lebih banyak kangkung dengan menggunakan teknik penanaman yang tepat, seperti menggunakan pupuk organik dan menyertakan mikroorganisme yang menguraikan bahan organik. Pengelolaan tanah yang intensif menjadi penyebab kerusakan sifat fisik tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa banyak dosis dolomit, urin kelinci, dan pupuk organik yang berinteraksi dengan perkembangan dan produksi tanaman kangkung. Oleh karena itu, ada dua keuntungan menggunakan kencing kelinci sebagai pupuk organik cair: meningkatkan kualitas tanah dan mengurangi biaya pertanian.
Penelitian di Jl Emeral Tlogomas, Lowokwaru, Kota Malang dilaksanakan pada bulan Mei dan Juni tahun 2023. Alat yang digunakan antara lain ember, cangkul, polybag, penggaris, kamera, dan alat tulis. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk organik cair urin kelinci, pupuk dolomit, jenis tanah Inceptisol, dan benih Kailan. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan dua komponen yaitu Unsur Pertama POC Urin Kelinci: Dua puluh lima milliliter per liter air (P1) 50 mililiter per liter setara dengan P2. P3 setara dengan 75 ml per liter air. Dolomit merupakan bahan kedua. Kontrol induk sama dengan performa. D1. Setiap polybag beratnya 25 gram. 50 gram dalam polybag D2 Sembilan kombinasi perlakuan yang dikembangkan dari kedua komponen dievaluasi sebanyak tiga kali. Tiga sampel ditanam pada setiap unit percobaan, sehingga totalnya ada 81 bibit yang ditanam—satu bibit pada setiap polybag. Parameter dan hasil yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang dan lebar daun, berat basah dan kering batang, dan produksi kangkung.
Berdasarkan hasil penelitian, dosis dolomit (50 g/polybag) dan POC urine kelinci (75 ml/L) secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kangkung pada umur 14–35 HST, serta jumlah, panjang, dan lebar daun pada semua umur pengamatan, serta berat basah dan kering produksi. Dolomit 50 g/polybag (D2P3) dan POC urin kelinci 75 ml/L digunakan untuk memperoleh parameter tanaman sebagai berikut: tinggi 22,3 cm, jumlah daun: 11,33 helai, panjang: 10,33 cm, lebar: 8,67 cm, berat basah brangkasan: 86,33 g, berat kering brangkasan: 11,00 g, dan produksi: 21,58 t/ha
Collections
- Skripsi [217]